Title: BETTER NEW LOVE
Author: Rina Noona
Main cast: Shin Riyoung, Kevin
Woo, Shin Dongho
Genre: romance gaje
Rating: buat sendiri ya ~
ratingnya
Annyeong~ saya kembali bawa FF
gaje saya yang kesekian,alamak~ untuk pertama kalinya saya buat FF pake cast
dari U-Kiss, habis saya baru tergila2 sama mereka, apalagi Kevin. Sudah berhenti
banyak omongnya. Langsung check this out. Tapi hati2 dengan jebakan cerita yang
membosankan. Siapkan kopi,siapa tahu anda ngantug dan bosa di tengah cerita
gaje ini. Maklum buatnya cuman setengah jam.
Riyoung POV (till the end)
Satu tahun sudah aku bersamanya. Dongho, sahabatku, itu dulu
sebelum akhirnya kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Pacaran.
Ketika mau pulang, Dongho mendatangi kelasku.
“Chagi-ah, hari ini kamu ada acara apa?”
“Ehm, hari ini aku ada acara apa ya?”
“Temani aku bermain futsal ya?”
“Ah, mianhae Dongho-ah, ternyata hari ini aku ada janji
dengan Yoora.”
“Oh, begitu ya. Yasudah. Hati2 ya.” Tiba2 Dongho berbalik
dan pergi. Dia marah. Memang begitu sikapnya. Aku harus selalu ada disampingnya
tapi itu tidak mungkin. Aku punya teman dan keluarga.
“Dongho-ah, cakkaman. Kenapa marah sih?” Dongho berbalik dan
menatapku dengan pandangan kecewa.
“Aku tidak marah , Riyoung-ah. Kau pergi saja dengan Yoora. Aku
pulang dulu.”
“Ya~ begitu kau bilang tidak marah? Hentikan semua ini.”
“Sudah kubilang kan aku tidak marah. Memangnya aku punya hak
apa melarangmu pergi dengan teman2mu?”
“Tapi… kenapa kau pergi dengan wajah seperti itu? Aku piker kau
marah.”
“Ani, pergi saja. Lain kali kita pergi bersama, otte?”
“Ah, jinjja? Gumawo Dongho-ah” aku berjinjit dan mencium
pipinya. Dia memang lebih tinggi dariku. “Aku pergi dulu ya.”
“Hati2, cepat pulang kerumah ya.”
Aku pergi mengampiri kelas Yoora. Kami pergi ke sebuah
departemen store untuk membeli beberapa baju.
“Riyoung-ah, yang pink ini bagus kan?”
“Ih, kau ini. Kau tau kan aku paling benci warna pink
Yoora-ah. Jadi apapun yg berbau pink,pasti aku bilang jelek.”
“Dasar kau ini. Bukan yeoja kalau nggak suka pink.”
“Memang aku bukan yeoja, aku setengah namja. Puas?” aku
berbalik menuju counter kaos untuk namja. Mungkin aku bisa membelikan Dongho. Kupilih
satu2 kaos di counter itu.
“Ah, kaos polo warna hitam. Bagus, cocok untuk Dongho.”
Aku mengambil kaos itu, tapi ternyata ada tangan lain yang
meraih kaos itu. Seorang namja berambut pirang.
“Ah, mianhamnida. Bolehkah kaos ini buatku tuan.”
“Tapi nona, aku menginginkan baju ini sejak dulu. Dan aku
baru menemukannya di sini.” Dia mencoba menawar agar aku memberikan kaos itu
padanya.
“Tapi, ini untuk namjachinguku.”
“Ehm, jadi begitu. Yasudah, nona ambil saja. Aku akan cari
di counter lain. Annyeong.” Dia pergi. Biasanya di drama2 aku melihat perebutan
baju. Tapi namja itu, membiarkanku mengambilnya.
“Ah sudahlah, dasar orang baik. Aku harus berterima kasih
masih bertemu dengan orang baik seperti dia. Jarang sekali ada orang seperti
itu.”
Aku menuju ke kasir untuk membayar. Tapi sebelumnya aku
mencari2 Yoora. Tiba2 ponselku bordering. Yoora.
“Yoboseyo~ apa? Huh, kenapa meninggalkanku sendirian? Yasudah
hati2. Iya aku bisa pulang sendiri.” Hah dasar Yoora seenaknya meninggalkanku.
Aku menuju ke kasir. Membayar kaos yang kubeli untuk Dongho.
Ternyata dikasir aku bertemu namja baik tadi.
“Annyeong tuan. Kita bertemu lagi.” aku mencoba menyapanya.
“Annyeong nona.” Dia melempar senyum. Aduh, manis sekali.
“Sudah ketemu baju yang dicari? Oh ya, kamsahamnida untuk
kaos tadi.”
“Gwaenchanayo, aku sudah menemukan. Sama persis tapi
berwarna coklat.”
“Oh, begitu. Ayo kita bayar.”
Kami selesai membayar. Sampai di pintu keluar took tempat
kami membeli kaos.
“Saya duluan nona. Sampai jumpa lagi. ah, siapa nama nona?”
“Ah, saya? Jangan panggil nona, panggil saja Riyoung.”
“Ah, Riyoung-ssi. Namaku Woo Seung Hyun, tapi panggil saja
Kevin.”
“Nae Kevin-ssi. Sampai jumpa. Hati2 di jalan.”
Dia membungkuk lalu pergi. Namja yang benar2 baik. Tipe idealku.
Bisa mengalah dan sepertinya pengertian. Aish, sadar Riyoung. Kau sudah punya
Dongho. Dia pasti yang terbaik bagimu. Aku pulang kerumah. Tapi sampai dirumah,
kulihat kaos yang akan kuberi pada Dongho luntur (?) jadi coklat.
“Ah, tertukar dengan punya Kevin. Bagaiman ini? Pasti gara2
kebanyakan ngobrol. Ah, tidak bisa kuberikan pada Dongho dong. Ini kan milik
Kevin.”
Sudahlah. Besok2 aku akan
belikan lagi kaos untuk Dongho. Tidur saja
sekarang.
“Pagi Dongho-ah.” Aku menyapa namjachinguku. Tapi ketika dia
menoleh aku melihat raut mukanya muram. “Kau sakit? Kenapa?”
“Ani. Gwaenchana. Kemarin kau belanja sama Yoora, tapi
kenapa keluar dengan namja lain?”
“Oh itu, aku kemaren ditinggal Yoora pulang, dan namja itu
hanya kebetulan bertemu dan membayar di kasir bersama.”
“Oh, yasudah.” Dongho berbalik dan pergi. Apa2an lagi sih
anak ini? Kenapa seperti ini lagi. 3 tahun selalu bersikap seperti ini. Pencemburu.dan
posesif.
“Cakkaman, Dongho-ah. Kenapa selalu sikapmu seperti ini? Tiba2
marah. Kau kira aku tidak tertekan apa?”
“Riyoung-ah, aku begini karena aku menyukaimu. Aku tidak
ingin kau kenapa2.”
“Kenapa2 apanya eoh? Aku baik2 saja. Kau selalu begini. 3
tahun kita berhubungan, 3 tahun pula sikapmu selalu mengekangku. Aku bukan anak
kecil Dongho.” Kali ini kesabaranku sudah habis.
“Terserah maumu Riyoung-ah. Yang pasti aku sayang padamu.”
“Selesaikan ini semua.”
“Apa? Selesaikan bagaimana maksudmu?” Dongho memegang
pundakku. Mencari keyakinan di mataku.
“Ya. Aku tidak bisa lagi. aku tidak mau seperti ini Dongho. Maafkan
aku.”
“Tidak Riyoung-ah. Semudah ini? Beri aku kesempatan lagi.”
“Aku tidak yakin Dongho-ah.”
“Jebal, kumohon. Aku masih terlalu menyayangimu. Aku hanya
ingin melindungimu.”
“Entahlah. Aku hanya ingin mengakhiri semua ini. Aku hanya
ingin bebas dari tekanan. Jadi kita cukup berteman saat ini.”
“Baiklah, aku terima. Tapi Riyoung-ah aku masih sayang
padamu.”
“Aku tahu. Aku juga Dongho-ah, tapi saat ini perasaanku
ingin bebas. Tanpa ikatan apapun.”
“Oke. Aku terima.” Aku berbalik tanpa berkata apapaun lagi.
memang aku mnegcewakan Dongho. Tapi aku tidak bisa seperti ini lagi. lebih baik
aku masuk ke kelas. Selama pelajaran aku tidak bisa berkonsentrasi. Sampai bel
pulangpun pikiranku masih kacau. Dongho mendatangi kelasku lagi.
“Riyoung-ah. Mau pulang denganku?”
“Aku ingin pulang sendiri Dongho. Mianhae.”
“Gwaenchana. Hati2 di jalan.”
Aku melangkah meninggalkan sekolah. Sampai didepan gerbang
tiba2 tersodor sebuah tas toko baju. Ini tas tempat aku membeli kaos kemarin
kan? Aku menoleh ke samping kanan.
“Kevin-ssi?”
“Hi, nona manis.” Dia melempar senyum malaikatnya. Kenapa dia
bisa tau aku sekolah disini. Aku masih memandangnya dengan tatapan tak percaya.
“Kevin-ssi? Kenapa kau bisa disini?”
“Hoho, aku tahu gar2 seragam sekolahmu yang kau pakai
kemarin dan aku ingin mengembalikan ini. Tertukar Riyoung-ssi.”
“Ah, iyah. Tapi punyamu masih dirumahku Kevin-ssi.”
“Gwaencahana. Kita ambil bersama2. Kajja.” Dia menarik
tanganku. Deg. Ah, jantungku. Kenapa seperti ini.
“Tunggu Kevin, memang kau tahu rumahku?”
“Kan ada kau. Kajja. Kita ke mobilku.” Dia menarik dan
menggandeng tangank menuju mobil Peugeout silver. Kevin membukakan pintu
untukku. Tapi tiba2 tanganku ditahan seseorang. Dongho.
“Jadi, ini alasanmu pulang sendiri? Jadi kau menyalahkan
sikapku karena sudah punya orang ini?” Dongho menunjuk Kevin.
“Dongho, hentikan! Kami hanya bertemu kebetulan.”
“Tidak. Bilang saja kau menyukainya. Percuma aku menyukaimu
dan mempertahankan yeoja egois sepertimu.” Tangan Dongho bergantian menunjuk
wajahku. Tapi, tangan Kevin meraih tangan Dongho.
“Jadi ini namjachingumu yang kau ceritakan kemarin, Riyoung-ssi?
Cih, namja macam apa seperti ini? Hei, kau apa kau tahu. Tas ini, Riyoung-ssi
kemarin pergi dan bertemu denganku. Dia membeli ini untukku. Tadinya bisa saja
aku mengambilnya, tapi kulihat Riyoung begitu menginginkannya untukmu, makanya
aku memberikannya. Tapi sekarang, aku tidak akan merelakan ini untukmu.” Kevin
mendorong Dongho yang langsung tersungkur.
“Dongho-ah, kau salah paham. Semua ini salah. Aku tidak bisa
lagi bersamamu. Kita selesai sampai disini.” Air mataku mulai mengalir. Kevin
menrikku masuk ke mobilnya.
“Hei, kau. Namja sepertimu, sudah mengecewakan yeoja baik
dan mencintaimu s eperti Riyoung. Kau gagal Dongho.” Kevin masuk mobil. Aku memandangnya
yang memasang wajah penuh amarah. Entah kenapa aku merasa dia yang kubutuhkan
saat ini. Dia yang bisa melindungi dan menyokongku sekarang.
“Kevin-ssi, kajja. Kita pulang sekarang.”
“Maaf membuatmu menunggu Riyoung-ssi.” Kevin menstarter
mobil dan menjalankannya menuju rumahku. Sampai dirumah Kevin menunggu di luar.
Aku mengambil kaosnya yang tertukar dengan milikku.
“Kevin-ssi ini milikmu. Maaf merepotakanmu gara2 tertukar.”
“Gwaenchana, ah Riyoung-ssi. Bolehka aku meminta sesuatu?”
“Eh, apa? Tapi bagaimana kalau aku tidak bisa?”
“Aku yakin, kau pasti bisa. Maaf ini terlalu mendadak tapi…”
kevin memeutus pembicaraanya. Dia mendekatiku dan memegang kedua tanganku.
“Riyoung, bolehkah kaaos hitam
ini kumiliki? Aku tahu ini untuk namjachingumu. Tapi aku juga menginginkannya,
karena aku juga ingin memiliki hatimu.” Deg. Mwo? Kevin? Dia menyukaiku? Aku masih
setengah sadar mendengarnya.
“Tapi Kevin-ssi. Aku..” dia
meletakkan jari telunjuknya di bibirku.
“Arasseo, aku bisa menunggumu
Riyoung. Aku tidak mau memaksamu. Aku tau kau bukan yeoja yang suka diatur. Aku
akan menghargaimu sebagai yeoja yang aku sukai Riyoung-ssi. I promise.”
“Baiklah Kevin. Aku mencoba.” Aku
tersenyum padanya. Lupakan masa lalu tadi dan sekarang cinta baru di depan mataku.
Aku yakin dengan pilihanku.
“Saranghae, Riyoung-ssi….”
3bulan kemudian
“Chagiya, bisa temani aku
berbelanja hari ini?” aku menggelayut manja di lengan Kevin, namjachinguku
selama 3 bulan ini.
“Tentu saja my princess. Anything for you.” Dia tersenyum
sambil mencubit daguku.
“Kevin, bukankah hari ini kau ada
latihan futsal?”
“Ehm, lalu kau mau menemaniku
latihan futsal Riyoung?”
“Tentu saja… belanja bisa kita
lakukan setelahnya.”
“Jinjja? Uuuuu, saranghae…” Kevin
memelukku, dan akupun membalasn ya. Dia mencintaiku, dan aku juga cinta
padanya.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar