KISS ME, MY BESTFRIEND

Minggu, 13 November 2011

FF BETTER NEW LOVE


Title: BETTER NEW LOVE
Author: Rina Noona
Main cast: Shin Riyoung, Kevin Woo, Shin Dongho
Genre: romance gaje
Rating: buat sendiri ya ~ ratingnya

Annyeong~ saya kembali bawa FF gaje saya yang kesekian,alamak~ untuk pertama kalinya saya buat FF pake cast dari U-Kiss, habis saya baru tergila2 sama mereka, apalagi Kevin. Sudah berhenti banyak omongnya. Langsung check this out. Tapi hati2 dengan jebakan cerita yang membosankan. Siapkan kopi,siapa tahu anda ngantug dan bosa di tengah cerita gaje ini. Maklum buatnya cuman setengah jam.


Riyoung POV (till the end)
Satu tahun sudah aku bersamanya. Dongho, sahabatku, itu dulu sebelum akhirnya kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Pacaran. Ketika mau pulang, Dongho mendatangi kelasku.
“Chagi-ah, hari ini kamu ada acara apa?”
“Ehm, hari ini aku ada acara apa ya?”
“Temani aku bermain futsal ya?”
“Ah, mianhae Dongho-ah, ternyata hari ini aku ada janji dengan Yoora.”
“Oh, begitu ya. Yasudah. Hati2 ya.” Tiba2 Dongho berbalik dan pergi. Dia marah. Memang begitu sikapnya. Aku harus selalu ada disampingnya tapi itu tidak mungkin. Aku punya teman dan keluarga.
“Dongho-ah, cakkaman. Kenapa marah sih?” Dongho berbalik dan menatapku dengan pandangan kecewa.
“Aku tidak marah , Riyoung-ah. Kau pergi saja dengan Yoora. Aku pulang dulu.”
“Ya~ begitu kau bilang tidak marah? Hentikan semua ini.”
“Sudah kubilang kan aku tidak marah. Memangnya aku punya hak apa melarangmu pergi dengan teman2mu?”
“Tapi… kenapa kau pergi dengan wajah seperti itu? Aku piker kau marah.”
“Ani, pergi saja. Lain kali kita pergi bersama, otte?”
“Ah, jinjja? Gumawo Dongho-ah” aku berjinjit dan mencium pipinya. Dia memang lebih tinggi dariku. “Aku pergi dulu ya.”
“Hati2, cepat pulang kerumah ya.”
Aku pergi mengampiri kelas Yoora. Kami pergi ke sebuah departemen store untuk membeli beberapa baju.
“Riyoung-ah, yang pink ini bagus kan?”
“Ih, kau ini. Kau tau kan aku paling benci warna pink Yoora-ah. Jadi apapun yg berbau pink,pasti aku bilang jelek.”
“Dasar kau ini. Bukan yeoja kalau nggak suka pink.”
“Memang aku bukan yeoja, aku setengah namja. Puas?” aku berbalik menuju counter kaos untuk namja. Mungkin aku bisa membelikan Dongho. Kupilih satu2 kaos di counter itu.
“Ah, kaos polo warna hitam. Bagus, cocok untuk Dongho.”
Aku mengambil kaos itu, tapi ternyata ada tangan lain yang meraih kaos itu. Seorang namja berambut pirang.
“Ah, mianhamnida. Bolehkah kaos ini buatku tuan.”
“Tapi nona, aku menginginkan baju ini sejak dulu. Dan aku baru menemukannya di sini.” Dia mencoba menawar agar aku memberikan kaos itu padanya.
“Tapi, ini untuk namjachinguku.”
“Ehm, jadi begitu. Yasudah, nona ambil saja. Aku akan cari di counter lain. Annyeong.” Dia pergi. Biasanya di drama2 aku melihat perebutan baju. Tapi namja itu, membiarkanku mengambilnya.
“Ah sudahlah, dasar orang baik. Aku harus berterima kasih masih bertemu dengan orang baik seperti dia. Jarang sekali ada orang seperti itu.”
Aku menuju ke kasir untuk membayar. Tapi sebelumnya aku mencari2 Yoora. Tiba2 ponselku bordering. Yoora.
“Yoboseyo~ apa? Huh, kenapa meninggalkanku sendirian? Yasudah hati2. Iya aku bisa pulang sendiri.” Hah dasar Yoora seenaknya meninggalkanku.
Aku menuju ke kasir. Membayar kaos yang kubeli untuk Dongho. Ternyata dikasir aku bertemu namja baik tadi.
“Annyeong tuan. Kita bertemu lagi.” aku mencoba menyapanya.
“Annyeong nona.” Dia melempar senyum. Aduh, manis sekali.
“Sudah ketemu baju yang dicari? Oh ya, kamsahamnida untuk kaos tadi.”
“Gwaenchanayo, aku sudah menemukan. Sama persis tapi berwarna coklat.”
“Oh, begitu. Ayo kita bayar.”
Kami selesai membayar. Sampai di pintu keluar took tempat kami membeli kaos.
“Saya duluan nona. Sampai jumpa lagi. ah, siapa nama nona?”
“Ah, saya? Jangan panggil nona, panggil saja Riyoung.”
“Ah, Riyoung-ssi. Namaku Woo Seung Hyun, tapi panggil saja Kevin.”
“Nae Kevin-ssi. Sampai jumpa. Hati2 di jalan.”
Dia membungkuk lalu pergi. Namja yang benar2 baik. Tipe idealku. Bisa mengalah dan sepertinya pengertian. Aish, sadar Riyoung. Kau sudah punya Dongho. Dia pasti yang terbaik bagimu. Aku pulang kerumah. Tapi sampai dirumah, kulihat kaos yang akan kuberi pada Dongho luntur (?) jadi coklat.
“Ah, tertukar dengan punya Kevin. Bagaiman ini? Pasti gara2 kebanyakan ngobrol. Ah, tidak bisa kuberikan pada Dongho dong. Ini kan milik Kevin.”
Sudahlah. Besok2 aku akan belikan lagi kaos untuk Dongho.  Tidur saja sekarang.
“Pagi Dongho-ah.” Aku menyapa namjachinguku. Tapi ketika dia menoleh aku melihat raut mukanya muram. “Kau sakit? Kenapa?”
“Ani. Gwaenchana. Kemarin kau belanja sama Yoora, tapi kenapa keluar dengan namja lain?”
“Oh itu, aku kemaren ditinggal Yoora pulang, dan namja itu hanya kebetulan bertemu dan membayar di kasir bersama.”
“Oh, yasudah.” Dongho berbalik dan pergi. Apa2an lagi sih anak ini? Kenapa seperti ini lagi. 3 tahun selalu bersikap seperti ini. Pencemburu.dan posesif.
“Cakkaman, Dongho-ah. Kenapa selalu sikapmu seperti ini? Tiba2 marah. Kau kira aku tidak tertekan apa?”
“Riyoung-ah, aku begini karena aku menyukaimu. Aku tidak ingin kau kenapa2.”
“Kenapa2 apanya eoh? Aku baik2 saja. Kau selalu begini. 3 tahun kita berhubungan, 3 tahun pula sikapmu selalu mengekangku. Aku bukan anak kecil Dongho.” Kali ini kesabaranku sudah habis.
“Terserah maumu Riyoung-ah. Yang pasti aku sayang padamu.”
“Selesaikan ini semua.”
“Apa? Selesaikan bagaimana maksudmu?” Dongho memegang pundakku. Mencari keyakinan di mataku.
“Ya. Aku tidak bisa lagi. aku tidak mau seperti ini Dongho. Maafkan aku.”
“Tidak Riyoung-ah. Semudah ini? Beri aku kesempatan lagi.”
“Aku tidak yakin Dongho-ah.”
“Jebal, kumohon. Aku masih terlalu menyayangimu. Aku hanya ingin melindungimu.”
“Entahlah. Aku hanya ingin mengakhiri semua ini. Aku hanya ingin bebas dari tekanan. Jadi kita cukup berteman saat ini.”
“Baiklah, aku terima. Tapi Riyoung-ah aku masih sayang padamu.”
“Aku tahu. Aku juga Dongho-ah, tapi saat ini perasaanku ingin bebas. Tanpa ikatan apapun.”
“Oke. Aku terima.” Aku berbalik tanpa berkata apapaun lagi. memang aku mnegcewakan Dongho. Tapi aku tidak bisa seperti ini lagi. lebih baik aku masuk ke kelas. Selama pelajaran aku tidak bisa berkonsentrasi. Sampai bel pulangpun pikiranku masih kacau. Dongho mendatangi kelasku lagi.
“Riyoung-ah. Mau pulang denganku?”
“Aku ingin pulang sendiri Dongho. Mianhae.”
“Gwaenchana. Hati2 di jalan.”
Aku melangkah meninggalkan sekolah. Sampai didepan gerbang tiba2 tersodor sebuah tas toko baju. Ini tas tempat aku membeli kaos kemarin kan? Aku menoleh ke samping kanan.
“Kevin-ssi?”
“Hi, nona manis.” Dia melempar senyum malaikatnya. Kenapa dia bisa tau aku sekolah disini. Aku masih memandangnya dengan tatapan tak percaya.
“Kevin-ssi? Kenapa kau bisa disini?”
“Hoho, aku tahu gar2 seragam sekolahmu yang kau pakai kemarin dan aku ingin mengembalikan ini. Tertukar Riyoung-ssi.”
“Ah, iyah. Tapi punyamu masih dirumahku Kevin-ssi.”
“Gwaencahana. Kita ambil bersama2. Kajja.” Dia menarik tanganku. Deg. Ah, jantungku. Kenapa seperti ini.
“Tunggu Kevin, memang kau tahu rumahku?”
“Kan ada kau. Kajja. Kita ke mobilku.” Dia menarik dan menggandeng tangank menuju mobil Peugeout silver. Kevin membukakan pintu untukku. Tapi tiba2 tanganku ditahan seseorang. Dongho.
“Jadi, ini alasanmu pulang sendiri? Jadi kau menyalahkan sikapku karena sudah punya orang ini?” Dongho menunjuk Kevin.
“Dongho, hentikan! Kami hanya bertemu kebetulan.”
“Tidak. Bilang saja kau menyukainya. Percuma aku menyukaimu dan mempertahankan yeoja egois sepertimu.” Tangan Dongho bergantian menunjuk wajahku. Tapi, tangan Kevin meraih tangan Dongho.
“Jadi ini namjachingumu yang kau ceritakan kemarin, Riyoung-ssi? Cih, namja macam apa seperti ini? Hei, kau apa kau tahu. Tas ini, Riyoung-ssi kemarin pergi dan bertemu denganku. Dia membeli ini untukku. Tadinya bisa saja aku mengambilnya, tapi kulihat Riyoung begitu menginginkannya untukmu, makanya aku memberikannya. Tapi sekarang, aku tidak akan merelakan ini untukmu.” Kevin mendorong Dongho yang langsung tersungkur.
“Dongho-ah, kau salah paham. Semua ini salah. Aku tidak bisa lagi bersamamu. Kita selesai sampai disini.” Air mataku mulai mengalir. Kevin menrikku masuk ke mobilnya.
“Hei, kau. Namja sepertimu, sudah mengecewakan yeoja baik dan mencintaimu s eperti Riyoung. Kau gagal Dongho.” Kevin masuk mobil. Aku memandangnya yang memasang wajah penuh amarah. Entah kenapa aku merasa dia yang kubutuhkan saat ini. Dia yang bisa melindungi dan menyokongku sekarang.
“Kevin-ssi, kajja. Kita pulang sekarang.”
“Maaf membuatmu menunggu Riyoung-ssi.” Kevin menstarter mobil dan menjalankannya menuju rumahku. Sampai dirumah Kevin menunggu di luar. Aku mengambil kaosnya yang tertukar dengan milikku.
“Kevin-ssi ini milikmu. Maaf merepotakanmu gara2 tertukar.”
“Gwaenchana, ah Riyoung-ssi. Bolehka aku meminta sesuatu?”
“Eh, apa? Tapi bagaimana kalau aku tidak bisa?”
“Aku yakin, kau pasti bisa. Maaf ini terlalu mendadak tapi…” kevin memeutus pembicaraanya. Dia mendekatiku dan memegang kedua tanganku.
“Riyoung, bolehkah kaaos hitam ini kumiliki? Aku tahu ini untuk namjachingumu. Tapi aku juga menginginkannya, karena aku juga ingin memiliki hatimu.” Deg. Mwo? Kevin? Dia menyukaiku? Aku masih setengah sadar mendengarnya.
“Tapi Kevin-ssi. Aku..” dia meletakkan jari telunjuknya di bibirku.
“Arasseo, aku bisa menunggumu Riyoung. Aku tidak mau memaksamu. Aku tau kau bukan yeoja yang suka diatur. Aku akan menghargaimu sebagai yeoja yang aku sukai Riyoung-ssi. I promise.”
“Baiklah Kevin. Aku mencoba.” Aku tersenyum padanya. Lupakan masa lalu tadi dan sekarang cinta baru di depan mataku. Aku yakin dengan pilihanku.
“Saranghae, Riyoung-ssi….”
3bulan kemudian
“Chagiya, bisa temani aku berbelanja hari ini?” aku menggelayut manja di lengan Kevin, namjachinguku selama 3 bulan ini.
“Tentu  saja my princess. Anything for you.” Dia tersenyum sambil mencubit daguku.
“Kevin, bukankah hari ini kau ada latihan futsal?”
“Ehm, lalu kau mau menemaniku latihan futsal Riyoung?”
“Tentu saja… belanja bisa kita lakukan setelahnya.”
“Jinjja? Uuuuu, saranghae…” Kevin memelukku, dan akupun membalasn ya. Dia mencintaiku, dan aku juga cinta padanya.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar