Title: MY DAY
Author: Rina Noona
Main cast: Kim Donghyun (BF’s Donghyun), Rin (OC), Minwoo (BF’s Minwoo), Hyunseong (BF’s Hyunseong), Jeongmin (BF’s Jeongmin), Kwangmin (BF’s Kwangmin), Youngmin (BF’s Youngmin)
Other cast: Kyuhyun, Yoseob, Minho, Kevin, Jinyoung
Genre: Romance (?), Friendship (?), Komedi (?)...ah entahlah aku tak paham
Rating: kasih sendiri ya… (G)
Warning : alur berantakan, typo, gaje
Length: oneshoot tapi puanjangnnye ga ketulungan...



Annyeong *tebar dollar*. Saya author yang makin hari makin yeppeo,balik lagi bwa FF special ultah Babeh Donghyun. Uri Lovey Dovey Leader. FF terbit pada jadwal yang salah T T. harusnya pas ultah Donghyun, tapi apa boleh buat, laptop adanya sekarang dan pinjeman pula *numpang curhat*. Daripada banyak ngemeng,nyok lgsg di hajar aja nih FF *tapi jangan hajar author*
SILENT READERS??? Saya kembali doain anda SEMOGA KAGAK DOSA nyolong2 baca FF orang.

HAPPY READING
“Kau mau apa?” Donghyun mencengkeram tubuh mungil namja itu.
“Singkirkan tanganmu dari badanku.” Namja itu melakukan perlawanan dengan menepis tangan Donghyun.
“Kau tahu, kau dibutuhkan di tim bodoh, jangan seenaknya.”
“Bukankah kau ingin jadi yang terbaik di tim basket kita? Kalau aku pergi bukankah impianmu bisa terwujud, Donghyun?”
“Diam atau pukulanku mendarat di wajahmu, Minwoo!”
“Aku tidak takut.” Donghyun siap mengarahkan kepalan tangannya ke wajah mulus Minwoo.
“Kau, kau… argh!” tonjokkan itu tepat, tepat mengarah ke tembok disamping kepala Minwoo.
“Cukup Donghyun hyung, mianhae. Aku harus pergi sekarang. Annyeong.” 
Minwoo mendorong tubuh Donghyun ke samping dan berlalu menjauh. Disitu pandangan Donghyun kosong. Tak berkutik melihat kepergian sahabatnya sekaligus rekan satu tim basketnya, Minwoo.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
@kelas/ruang kuliah…
“Donghyun. Hei… kau melamun lagi?”
Donghyun terbelalak. Dia tersenyum simpul mendengar suara seorang yeoja.
“Ah, kau Rin. Ani, aku hanya mengantuk saja.”
“Jangan berbohong. Kau masih menyesali kepergiannya 1 tahun lalu kan? Aku tahu itu.”
“Sudahlah. Tak usah membahas orang yang sudah tidak ada. Kajja kita latihan nona manager.”
Donghyun menarik tangan Rin ke lapangan basket.
“Ya Donghyun. Hei, tanganku sakit, bodoh!”
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
@lapangan basket…
“Hei, Donghyun hyung sudah datang.” Namja keriting menghentikan sejenak latihan dribblenya bersama 2 namja berwajah mirip dan satu namja berdagu kecil (ditabok Hyunseong).
“Kalian rajin sekali. Maaf aku terlambat.” Donghyun meraih bola dari tangan Jeongmin, namja berambut keriting tadi.
“Kajja, kita lanjut latihan lagi, hyung.” Si kembar Jo berbicara serentak. Donghyun tersenyum lalu melanjutkan mendribble si kulit bundar itu dan memasukkannya ke ring.
“Hyung, kau memang selalu hebat di tim kita.” Hyunseong kagum pada ketua tim basketnya itu. Donghyun hanya tersenyum. Namun tiba2 Hyunseong dengann sigap merebut bola dari Donghyun dan mendrible lalu menembak dari luar garis setengah lingkaran. Dan bola itu masuk dengan sempurna.
“Yup, 3 points. Kau kalah hyung.”
“Hei kau curang, Hyunseong! Memuji2 lalu merebut bola.” Donghyun menunjuk2 Hyunseong.
“Itu bukan curang hyung, itu taktik.” Jeongmin tertawa melihat wajah Donghyun yang bingung. Sampai akhirnya Donghyunpun ikut tertawa. Jo twins juga tertawa meskipun mereka sedikit terlambat menyadari lelucon itu.
Di pojok lapangan, seseorang tersenyum melihat kegembiraan itu.
“Kalian hebat sekarang. Tim ini semakin kuat, sejak terakhir aku melihatnya.”
Lalu dia berbalik. Pergi tanpa menyapa orang-orang yang sebenarnya sangat dirindukan satu tahun ini. Berlalu tanpa ada yang tahu. Namun hal itu tidak akan berlangsung lama.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hei, Hyunseong, keriting dan kau kembar. Kemari kalian.” Donghyun yang baru datang ke kampusnya memanggil keempat hoobae sekaligus tim basketnya.
“Hyung, jangan panggil aku keriting. Kau tidak lihat apa, hari ini rambutku sudah kuluruskan?” protes Jeongmin sambil menujukan pandangannya ke cermin dan merapikan poninya.
“Aku jamin besok kau kembali keriting hyung.” Kwangmin, si kembar bungsu ikut berceloteh dan diikuti tawa kecil dari kakaknya Youngmin.
“Hei, kembar. Tau apa kalian tentang rambutku eoh?”
“Sudah, kalian bertiga diam. Donghyun hyung memanggil kita pasti karena sesuatu. Ada apa hyung?”Hyunseong mencoba melerai pertengkaran 3 orang hoobaenya yang tidak jelas.
“Begini, seminggu lagi ada final kompetisi basket. Kita harus sering latihan.”
“Tentu saja…” keempat orang itu menjawab serentak dan jawabannya membuat Donghyun puas.
“Aku tahu kita tim yang hebat.”
Seseorang mendatangi 5 orang namja yang sedang sibuk membahas pertandingan basket itu.
“Ya, kalian. Aku manager tim, kenapa berunding sendiri sih?”
“Rin noona. Hari ini kau yeppeo sekali.” Youngmin menggoda Rin yang baru datang. Dengan sigap Rin mendaratkan tangannya tepat di ubun2 Youngmin. “Appeuda, noona jahat sekali.” Youngmin meringis. Kwangmin mengelus kepala hyungnya.
“Jangan menggoda harimau pagi2, hyung.” Satu lagi jitakan Rin mendarat, dan kali ini dikepala Kwangmin. “Noona, kenapa aku ikutan dijitak?”
“Youngmin, kau pendiam, tapi sekali ngomong mulutmu mau aku sumpal deh.”
“Aku siap kau sumpal noona, asal pake bibirmu.” Youngmin terkekeh (Youngmin dilempar gayung author)
“Apa kau bilang?” Rin sudah siap mendaratkan jitakannya lagi, tapi Young langsung meminta ampun.
“Kwangmin. Peribahasamu salah, bodoh! Dapat berapa nilai sastramu? Harusnya ‘jangan membangunkan harimau tidur’.”
“Mian noona, aku belajar social, bukan sastra.”
“Aish, kalian berdua ini.” Rin kembali bersiap memainkan tangannya.
“Rin, cukup. Kau manager kami. Jadi setiap hari kau harus menemani kami latihan dan menyiapkan segalanya. Bagaimana?” Donghyun menyela perdebatan.
“Tentu Donghyun. Kalian mulai latihan kapan?”
“Hari ini juga. Nanti sore kau bisa Rin?”
“Tentu. Aku tunggu di lapangan basket jam 4. Kalian jangan datang terlambat ya, aku yeoja. Masak harus sendirian menunggu di lapangan basket?”
“Iya noona yang manis.”  Si kembar mencoba menggoda lagi.
“Jo twiiinnnssss!!!!” ….
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sore hari, area kampus - lapangan basket…
Donghyun berjalan ke lapangan basket. Masih jam 3, satu jam sebelum latihan. Tapi badannya sudah ingin dilemaskan. Dia mungkin akan melakukan sedikit pemanasan. Setelah mengganti bajunya dengan kaos basket sleeveless dan celana pendek selutut (author ngeces bayanginnya) serta mengganti sepatunya, Donghyun melangkah ke lapangan basket. Terdengar bunyi bola sedang di dribble.
“Ah, Rin datang cepat ya? Tapi mana mungkin dia memainkan bola? Pegang saja dia tidak bisa, terjatuh terus bolanya (gak gitu juga kali Babeh Donghyun).”
Donghyun penasaran dan mencoba melihat  siapa yang bermain basket di lapangan. Tapi dilihatnya seseorang. Namja berambut kecoklatan. Tidak memakai kaos untuk basket, melainkan memakai kemeja. Terlihat sedang memungut bola membelakangi Donghyun.
“Ya,kau. Nuguya? Apa kau mahasiswa sini?”
Argh, sial pikir namja itu. Sebenarnya dia hanya ingin bermain basket diam2, tanpa diketahui anggota tim basket. Terutama si kapten tim.
“A..ani…aku hanya… sedang iseng bermain.” Jawab namja itu terbata2. Donghyun bergidik, sepertinya dia tidak asing dengan suara ini. Tapi siapa, Donghyun mencoba berpikir.
“Aku pergi dulu…” Namja itu berlari dan membiarkan bola basket itu menggelinding. Bola itu mendekat ke arah Donghyun.
“Aneh sekali, siapa anak itu? Atau jangan2 dia mau mendaftar jadi tim basket? Mungkin saja.”
Donghyun menghapus kecurigaanya dan memungut bola. Deg… perasaan aneh apa yang terjadi? Dia merasa sesuatu setelah memegang bola yang dimainkan anak tadi. Donghyun merasakan sesuatu. Seolah2 dia dekat dengan namja tadi. Seperti…seperti masa lalunya dengan seseorang.
“Siapa anak tadi? Kenapa dia seperti… ah tidak mungkin. Untuk apa aku memikirkan orang tak berguna itu.” Donghyun mendribble bola sambil mengitari lapangan basket 3 kali. Setelah itu latihan shooting. Dimulai dari under ring sampai tembakan 3 poin di garis luar setengah lingkaran. Berkali2 tembakannya sempurna dan mengakibatkan bola itu masuk.
“Wah, hyung memang hebat. Kapan kehebatanmu hilang hyung? Hahaha…”
Suara tertawa Jeongmin membuat Donghyun menghentikan latihannya. Dilihatnya Jeongmin  masih memakai kemeja dan celana jeans.
“Hyunseong dan si kembar kemana? Mereka ikut latihan kan? Ingat final tanggal 12 Februari ya.  Tinggal seminggu lagi.”
“Santai hyung. Kebetulan tadi mereka bertiga sedang semangat makan. Tiga2nya makan bersama di kantin tuh.”
“Dasar. Yasudah, sana ganti bajumu. Kita latihan.”
“Nae hyung. Loh, Rin noona belum ada? Dia bilang jangan telat tapi malah dia sendiri yang terlambat. Dasar noona2.” Jeongmin masuk ke kamar ganti. Setelah selesai keluar pemanasan sebentar meregangkan otot2nya, kemudian berlari mengitari lapangan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
@sisi lain kampus…
“Ah, pasti aku datang terlambat. Semoga Donghyun dan yang lain tidak marah. Ini semua kan buat mereka. Aduh berat.”
Rin menjinjing 2 kantong plastik yang berisi air mineral dan beberapa makanan ringan serta tissue. Berjalan dengan terhuyung karena beban, Rin tidak sempat memperhatikan jarak.
Brug… Rin menabrak seseorang. Kantong plastic yang dipegang Rin jatuh meskipun tidak jebol dan tidak berserakan isinya.
“Appo…” Rin berteriak. Pantatnya terasa nyeri jatuh dengan posisi terduduk di tanah. Benturan antara badan dan tanahnya cukup keras.
“Mianhada… aku buru2 dan aku tidak sengaja menabrakmu. Mari kubantu.” Seseorang yang menabrak Rin mengulurkan tangannya mencoba membantu Rin berdiri.
“Gwaenchanayo.” Rin menerima uluran tangan namja itu dan berdiri sembari membersihkan roknya. Selagi Rin sibuk namja itu mengambil kedua kantong plastic Rin dan memberikannya.
“Ige…barangmu yang jatuh.” Namja itu menyodorkan pada Rin.
“Gumawoyo.” Rin mendongak dan meraih plastiknya. Pluk… plastic yang dibawa Rin kembali terjatuh.
“Kau… Minwoo…”Rin kaget menatap namja yang berdiri di depannya tak percaya.
“Rin noona…”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kembali ke lapangan…
“Jeongmin, benarkan posisimu. Kalau seperti itu mana bias kau masukkan 3 angka?”
Donghyun membetulkan posisi badan Jeongmin. Beberapa kali posisi Jeongmin salah yang mengakibatkan bolanya tidak tidak tepat sasaran.
“Hyung,ngomong2 aku haus. Noona kemana? Lama sekali.”
“Mungkin  dia sedang membelinya. Istirahat dulu saja kalau capek. Ambil air minum di tasku. Tadi aku beli sebotol.”
“Ne hyung. Kau baik sekali.” Jeongmin menyipitkan matanya, lalu berlari menuju tas Donghyun. Mengobrak abrik tas Donghyun dan menemukan sesuatu berbentuk seperti botol.
“Hyuuunnggg, kau bohong. Ini kosong.” Jeongmin menekuk mukanya sembari melempar botol air mineral kosong tersebut.
“Oh, mian. Aku lupa, tadi kuhabiskan sebelum pemanasan sepertinya.” Donghyun terkekeh. Puas melihat wajah hoobaenya.
“Aku hubungi Rin. Kusuruh dia cepat kemari.” Donghyun menekan touchscreen ponselnya menghubungi Rin.
“Yoboseyo, Rin. Cepat ke lapangan basket. Kami butuh air. Ppali.”
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kau…Minwoo.”
“Rin noona.” Minwoo ikut terbelalak mendapati orang yang ditabraknya seseorang yang dia kenal.
“Minwoo, ada apa kau kemari?” Tak bisa dihindari, Minwoo harus siap mendengar beberapa pertanyaan dari orang yang pernah bersamanya satu tahun lalu beserta tim basketnya.
“Aku kembali noona. Kembali dari Jepang, aku kuliah disini lagi.” Minwoo tersenyum.
“Lalu kenapa kau dulu pergi? Kenapa? Sampai Donghyun menyimpan kekecewaan yang besar terhadapmu.”
“Aku… aku.. tak bisa menjelaskan sekarang.”
“Apa maksudmu Minwoo? Setelah setahun lalu kau pergi tanpa alasanmeninggalkan kami., sekarang kau tiba2 muncul.”
“Mianhae noona. Waktu itu aku harus mengurus sesuatu. Temanku disana sedanng membutuhkanku. Dia mengancam bunuh diri jika aku tidak menemuinya.”
“Dan kau tega  meninggalkan kami? Bagus.” Rin kesal mendengar alasan Minwoo.
“Aku melakukannya karena aku tahu kalian masih bisa bertahan tanpaku,sedangkan temanku? Yang menyuruhku kesana orang tuanya. Keadaannya benar2 parah. Mengertilah noona.”
“Baiklah. Tapi Donghyun?”
“Aku akan menemuinya. Tapi nanti. Tidak sekarang.”
Tiiiiiiiiiiiiiitttttttt… ponsel Rin bordering. Donghyun.
“Ne yoboseyo, Donghyun. Ne, aku kesana sekarang.”
“Itu hyung?”
“Ne, aku disuruh ke lapangan basket sekarang. Kau ikut?”
“Ani. Besok aku akan menemuinya. Jangan beritahu dia dulu tentang semua ini. Biar aku yang menjelaskan.”
“Ne, aku pergi dulu Minwoo. Annyeong.”
“Hati2 noona.” Minwoo berbalik pergi dan Rin menuju lapangan basket. Disana sudah ada Jeongmin yang duduk kelelahan. Donghyun terlihat berbaring dibangku menutup mukanya dengan lengannya. Dan 3 orang, Hyunseong, serta Jo twins yang sedang bermain basket. (pokoknya tau2 mereka ber3 datang)
“Jeongmin, ini buatmu.” Rin melempar sebotol air mineral kepada Jeongmin yang dengan sigapnya menerima.
“Gumawo noona. My life safer.”  Jeongmin membuka tutupnya dan bersiap menenggak isi botol itu.
“Aish, diam kau. Aku tidak suka dirayu.” Rin melangkah ke bangku tempat Donghyun berbaring.
“Kalian bertiga ambil sendiri. Aku taruh disini.” Rin meletakkan plastic di pinggir lapangan. Lalu mendekati Donghyun. Dia sedikit membungkuk menatap wajah Donghyun yang  tertutup lengan. Tiba2 Donghyun menyingkirkan tangannya sehingga terlihat wajahnya penuh keringat.
“Kenapa menatapku seperti itu Rin?”
“Kau tampan kalau berkeringat. Ini untukmu.” Rin menyodorkan air dan tissue pada Donghyun.
“Aku tahu itu. Gumawo noona.”
“Aku lebih muda darimu, jangan panggil aku noona, bodoh!”
Donghyun bangkit dan terduduk lalu menenggak airnya sampai tersisa setengah botol. Lalu sisanya diguyurkan ke kepala sehingga rambut dan wajahnya terlihat basah (author gigit kursi, Babeh Donghyun sexy banget). Rin semakin intens memandang wajah sang kapten tim yang semakin terlihat hot n cool (ini orang apa kulkas?).
“Rin, aku tahu aku tampan. Tapi jangan memandangku seperti itu.”
“Bodoh, mumpung gratis tau! Siapa tahu besok kau punya yeoja chingu lalu setiap yeoja lain yang memandangmu dikenakan pajak bagaimana?”Rin tersenyum usil.
“Dasar pabo, kau kira aku hadiah kuis dikenai pajak? Lalu bagaimana kalau yeojaku itu kau?”
Donghyun mendekatkan wajahnya pada Rin. Tatapannya dalam menusuk (?) mata Rin. Namun Rin malah ikut mendekatkan wajahnya sehingga dahi mereka bertemu (kok malah dahi dulu? Author setres).
“Tentu saja pajak berlaku. Siapa yang memandangmu kuberi hadiah.” Rin mengacungkan kepalan tangannya. Donghyun hanya tersenyum kecil.
“Hyuuuunngggg. Jangan pacaran terus, kapan latihan? Noona kau pulang saja. Nanti Donghyun hyung jadi tidak konsen latihan.” Kwangmin berteriak dari tengah lapangan. Donghyun tersenyum dan berdiri sejenak meliukkan badan dan melemaskan ototnya.
“Pikachuuuu!!! Pulang nanti kau ku hajar.” Rin berteriak. Donghyun berbalik menghadap Rin.
“Tapi kurasa, kata Kwangmin memang benar.” Donghyun mengedipkan sebelah matanya lalu berlari ke tengah lapangan dan mulai latihan. Rin hanya tersenyum simpul penuh arti menatap punggung Donghyun.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
H-3 final… (aku cepetin aja)
Donghyun berlatih sendiri di lapangan. Seperti biasa dia datang lebih awal. Beberapa kali sukses memasukan bola, Donghyun kelihatan lelah dan berhenti. Donghyun berjalan ke bangku dan duduk. Mencoba menggerayangi isi tasnya. Mengambil sebuah botol kosong.
“Ini untukmu, hyung.”seseorang menyodorkan botol isotonic dari belakang. Donghyun menerima dan berbalik.
“Gumawo…” Donghyun tersentak kaget. Pandangan dua namja itu bertemu. Donghyun mengepalkan tangannya erat hingga botol yang dipegangnya menyempit dan menyebabkan isinya keluar tak beraturan.
“Annyeong hyung. Lama tidak bertemu. Apa kabar?”
“Kenapa kau kembali lagi kemari?”
“Mianhae hyung. Aku rindu pada kalian semua. Terutama padamu.”
“Cih, lalu kenapa kau pergi waktu itu?”
“Jadi hyung masih marah gara2 itu?”
“Bodoh,kau kira aku tidak sakit hati ha? Kau pergi seenaknya tanpa memberi kami alasan. Begitu aku tidak boleh marah? Sial kau Minwoo.”
“Aku bisa menjelaskannya sekarang hyung.”
“Aku tidak butuh. Pergilah.” Donghyun membalikkan badannya. Tidak mau memandang wajah namja yang membuatnya kecewa. Baginya Minwoo adalah penghianat.
“Hyung, jebal.” Minwoo meraih lengan Donghyun. Mencoba mencari cara agar Donghyun mau mendengar penjelasannya. Namun tangan mungil itu disentakkan begitu  saja oleh Donghyun.
“Jangan sentuh aku. Pergilah. Di sini bukan tempatmu.” Ucap Donghyun tegas
“Donghyun, dengarkanlah penjelasaanya dulu.” Rin tiba2 datang dan membujuk Donghyun. “Dia punya alasan melakukan hal itu dulu.”
“Rin… kau.” Donghyun menatap Rin penuh tanda tanya.
“Dia sudah bicara pada kami semua hyung.” Hyunseong,Jeongmin dan si kembar datang ke lapangan basket bersama Rin (ini mau ngroyok Donghyun? Bukaaannnn…).
“Kalian?” Donghyun kaget dan semakin tidak percaya pemandangan didepanya. “Kalian memaafkan orang ini, padahal dia sudah menghianati kita?” Donghyun menunjuk2 Minwoo yang kini hanya tertunduk.
“Donghyun,jebal. Percayalah pada omongan Minwoo. Dia serius ingin minta maaf dan kembali bersama kita.”Rin memegang lengan Donghyun dan tersenyum penuh arti. Mencoba meyakinkan Donghyun.
“Geurae… aku akan mendengarkanmu.” Kata2 Donghyun tersebut membuat Minwoo mendongak dan menyembulkan senyum dari bibirnya.
Minwoo berbicara di bangku pinggir lapangan tersebut. Minwoo menceritakan semuanya bahwa satu tahun lalau dia terpaksa pergi karena temannya di Jepang sedang dalam keadaan sekarat karena sering menyiksa diri sendiri, orangtua temannya itu meminta Minwoo menemuinya. Namun karena terlalu banyak luka yang ada di badan teman Minwoo tersebut, beberapa minggu lalu dia meninggal. Sampai akhirnya Minwoo memutuskan untuk kembali ke Korea (suer author ngawur cari alesan,maklum ngantuk).
“Jadi begitu, lalu kenapa kau tidak bilang waktu itu bodoh?”
“Aku,hyung…”
“Sudahlah, jangan dibahas lagi. Lalu kau kemari hanya untuk itu saja?”
“Eh? Maksudmu hyung?” Minwoo terlihat bingung mendengar pertanyaan dari Donghyun.
“Kau tidak berminat kembali ke tim basket kita?”
“Entahlah hyung. Setahun ini aku sama sekali tidak bermain basket.”
“Begitu ya?”
“Hyung kudengar tim kita, ah tidak tim kampus ini masuk final melawan Barcelona (thor, itu nama tim sepak bola,kenape masuk ke basket? #authorbego) maksudku melawan tim Kyunghee?”
“Nae,kau tau kan Kyuhyun kapten tim Kyunghee,dulu ketua tim basket kita di SMA. Pasti dia sekarang lebih hebat.”
“Kita lebih hebat hyung.” Minwoo tersenyum kepada Donghyun, begitu pula sebaliknya.
“Yap,begini kan lebih baik. Betul kan?” Rin dan Hyunseong, Jeongmin serta si kembar Jo tersenyum puas melihat Donghyun sudah berbaikan dengan Minwoo. “Yasudah kalian latihan saja. Minwoo, kau ikut ya?”
“Tapi noona, aku…”
“Sudah jangan banyak omong,ikut saja daripada kau kena jitak Rin noona. Setahun ini kau tidak merasakannya kan? Jitakannya lebih sakit daripada kena bola basket.”Jeongmin berkata pada Minwoo dan menariknya ke lapangan.
“Keritiiiinnnnggg!!!! Kubunuh kau…” Rin siap melempar sepatunya kearah jeongmin. Semua yang ada disitu hanya tertawa melihatnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
H-1 sebelum lebaran #plak (author dilempar Minwoo),
Ralat, H-1 sebelum final pertandingan basket… (pokoknya ini FF paket kilat)
“Hei kembar, kalian jadi pemain bertahan. Block semua lawan yang ingin memasukkan bola.”
“Ne hyung.” Jo twins menjawab serentak. Mereka berunding taktik selama latihan di hari terakhir. Minwoo yang sudah lama tidak bermain basket, namun kemampuannya memang pantas diperhitungkan. Masih seperti dulu, dia paling jago dalam bermain basket.
“Minwoo,besok kau jadi cadangan tak apa?”
“Gwaenchana hyung, lagian kan aku baru 3 hari ini latihan. Kalian lebih baik menjadi pemain inti.”
“Baiklah,kita mulai latihan. Kajja.”
“Ya~ tunggu. Kalian minum dulu,aku sudah capek2 membawanya tau!” Rin datang membawa air minum dan makanan.
“Noona, kau baik sekali. Aku bantu.” Minwoo menghampiri dan mengambil bawaan Rin. Membagikan sebagian pada yang lain. Ketika akan menyerahkan minuman pada Donghyun, botol itu direbut Youngmin.
“Hyung, itukan buat Donghyun hyung.” Minwoo mengerucutkan bibirnya pada Youngmin.
“Hei, itu bagian noona. Kau mau kepalamu benjol eoh?” Youngmin menenggak air minum sampai habis.
“Youngmin… kau.” Rin melirik tajam kea rah Youngmin.
Yang lain hanya tertawa. Lalu Rin mengambilkan sebotol air untuk Donghyun. Donghyun menerimanya.
“Gumawo noona.”
“Sudah kubilang aku lebih muda darimu Donghyun.”
“Kalau begitu panggil aku oppa.”
“Shireo! Aku lebih suka memanggilmu Kim Donghyun daripada oppa. Terlalu bagus untukmu.”
Donghyun hanya tersenyum. Seperti biasa dia hanya meminum setengah, sisanya disiramkan ke kepala dan wajahnya. Entah kenapa wajah Rin berubah memerah memperhatikan Donghyun seperti itu. Jeongmin, Hyunseong, si kembar dan Minwoo sadar dengan sikap Rin. Mereka tersenyum dan mulai latihan duluan.
“Ya Kim Donghyun. Jangan seperti itu lagi, bodoh.”
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti Rin…”
“Habiskan seluruhnya untuk diminum jangan kau guyurkan ke kepalamu,pabo.”
“Memangnya kenapa? Ini segar tau.”
“Kalau seperti itu bisa2 aku bisa jatuh cinta sungguhan padamu. Kau ini.” Wajah Rin kembali bersemu merah.
“Oh, begitu. Ara,akan kulakukan terus. Biar kau jatuh cinta padaku.” Donghyun mencium pipi Rin dan menjulurkan lidahnya. Lalu dia tersenyum dan berlari ke lapangan. Kali ini Rin benar2 jatuh cinta.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Final pertandingan basket, 12 Februari…
Donghyun dan yang lain maju ke tengah lapangan dan memperkenalkan timnya dari Myeongji.
“I’m your Boyfriend. Annyeonghaseyo, Boyfriend imnida.” (thoorrrr,,,salah perkenalan lagi)
Kesalahan bukan pada layar anda, melainkan dari otak author yang program2nya musti di upgrade.
Ralat….
Donghyun, Jo twins,Hyunseong dan Jeongmin yang memakai seragam berwarna merah maju ke lapangan. Mereka bersiap untuk bertanding. Lawan mereka dari tim Kyunghee, yang terdiri dari Kyuhyun, Yoseob, Jinyoung, Kevin dan Minho (bayangin tanding beneran, aku jagoin Kyu cs)memakai kaos warna hitam. Keduanya tim kuat. Mereka membentuk lingkaran masing2 tim dan mulai menyemangati diri sendiri.
“Myeongji hwaiting!” Donghyun mengajak semua anggota tim ber toss ria (?).
“Donghyun hyung,Hyunseong hyung,Jeongmin hyung, Twins hyung. Hwaiting!!!” Minwoo berteriak menyemangati mereka dari bangku cadangan. Rin maju mendekati Donghyun
“Baiklah, untuk kali ini saja. Donghyun oppa hwaiting! Kalau kau menang aku mau memanggilmu oppa lagi.” Rin mencium pipi Donghyun sekilas. Donghyun hanya tersenyum sambil memegang pipinya.
“Ya Tuhan, hari ini kan ulang tahunku. Beri saja aku kado kemenangan timku. Aku akan sangat bersyukur.” Donghyun berdoa dalam hatinya.
Pertandingan dimulai. Jump ball dimenangkan Kyuhyun karena dia lebih tinggi dari Donghyun. Kyuhyun mulai mendribble bola ke arah ring. Saat dihadang Hyunseong, Kyu mengoper bola pada Jinyoung namun berhasil dipotong Kwangmin dan dengan cepat Kwangmin berhasil mendribble bola sampai di depan gawang (thor, salah lagi tuu), sampai di depan ring dan shooting. Pluk. 2 poin untuk Myeongji. Pertandingan semakin seru. Jinyoung memasukkan bola ke ring mendapatkan 2 poin. Donghyun menggunakan strategi counter attack (?) dan dapat menciptakan 3 angka. Youngmin juga menyumbang angka. Jeongmin yang pendek namun lincah mampu melepaskan beberapa tembakan 3 poin.Yoseob tak mau kalah di beberapa kali mengecoh Jo twins dan memasukkan bola bekerja sama dengan Kevin. Hyunseong juga ambil bagian menyumbangkan beberapa angka. (berasa kaya liputan olahraga)
Quarter 1 berakhir dengan skor 26-25 untuk Myeongji. Quarter 2 berbalik,59-58 untuk Kyunghee. Di quarter 3 Kyunghee masih memimpin dengan 89-85. Kejadian buruk terjadi diakhir quarter 3, Kwangmin yang akan menghalangi Minho menembak malah bertubrukan dan terjatuh. Masalah bagi Kwangmin, tangannya menapak terlebih dahulu dan cidera menghadangnya.
“Argh… hyung. Sakit.” Kwangmin meringis memegang tangannya.
“Kwangmin, gwaenchana? Tanganmu cidera, sebaiknya kau istirahat saja. Biar Minwoo yang menggantikanmu.” Youngmin berjalan menuntun adiknya yang terluka pergelangan tangannya.
“Minwoo, aku percaya kalau ada kau, tim kita pasti menang. Kau hebat. Menangkan tim kita.”
“Tentu saja Kwangmin. Aku pasti berusaha.”
“Kajja Minwoo.” Donghyun mengajak Minwoo dan yang lain ke tengah lapangan untuk melanjutkan quarter terakhir. Minwoo memang bertubuh mungil, namun dia sangat lincah. Jumpball berhasil direbut oleh Minwoo. Yoseob dan Minho kaget melihat Minwoo yang pendek namun lompatannya sangat tinggi. Lalu Minwoo mulai mendribble bola. Dan shoot, pluk 3 angka berhasil dia dapatkan. Pertandingan berlangsung sengit. Berulang kali Minwoo memasukkan 3 angka. Di akhir pertandingan,sekali lagi Minwoo memasukkan bola dan dapat 3 angka dari operan Hyunseong. Skor akhir tipis, 111-109 untuk kemenangan Myeongji. Donghyun sangat bersyukur. Mereka memerima tropi hadiah dan lain2 sebagai juara pertama. Tim Kyunghee sportif menerima kekalahan mereka dan memberi selamat.
“Kau Minwoo? Kau sungguh hebat, aku salut padamu. Badanmu kecil, tapi kau sangat hebat dan lincah.” Kevin menjabat tangan Minwoo.
“Gumawo Kevin hyung, aku masih belum apa2. Kau lebih hebat hyung.” Minwoo menerima jabat tangan Kevin.
“Lain kali kita bertanding lagi.”
“Tentu hyung.”
“Donghyun, kau masih sama hebatnya seperti SMA dulu. Minwoo juga.”
“Tidak Kyu hyung. Kau hebat, lebih hebat lagi.”
“Hahaha, selamat atas kemenangan kalian.” Kyuhyun menjabat tangan Donghyun.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
@ruang ganti, setelah ceremony…
Donghyun cs mengobrol dan berpelukan serta bertoss ria setelah selesai. Mereka bahagia bisa menang hari ini. Tiba2 lampu ruang ganti mati.
“Ya siapa yang usil? Hidupkan lampunya.” Donghyun tidak bisa melihat apapun karena terlalu gelap. Suasan hening seketika. Tiba2 ada cahaya sedikit dari balik locker.
“Saengil chukahamnida, saengil chukahamnida, saengil chukahamnida, saranghaneun uri Leader. Saengilchukahamnida.”
Rin membawa kue blackforest mini yang diatasnya terdapat lilin dengan angka 23. Hyunseong, Jeongmin, Jo twins dan Minwoo masing2 juga membawa potongan kecil kue yang ada lilin kecilnya.
“Donghyun, ayo tiup lilinnya.”
“Ne, gumawo semuanya.” Donghyun tersenyum bahagia. Ketika akan meniup, Rin menghentikan Donghyun.
“Ucapkan dulu permintaanmu.” Donghyun mengangguk kecil lalu menunduk memejamkan mata, kemudian meniup lilin di kue yang dipegang Rin,lalu meniup lilin dikue lainnya yang dipegang sahabat2nya.
“Semuanya, gumawo, jeongmal gumawo.” Donghyun benar2 bahagia hari ini.
“Ya, Donghyun oppa. Chakkaman.” Rin memanggil donghyun yang sedang asik memakan kue bersama yang lain.
“Hei anak2, ayo kita keluar. Ini khusus area dewasa.” Hyunseong member isyarat. Yang lain mengerti dan segera beranjak pergi, namun tidak dengan Minwoo.
“Memangnya ada apa hyung?”(ah Minwoo, kamu niiihhhh sok polos deee)
“Aish, kau ini memang polos atau pura2 pabo. Kajja kita keluar.” Kwangmin dan Youngmin menyeret Minwoo keluar dari Ruang ganti tersebut. “Ah tapi hyung,ya…” Minwoo masih mencoba memberontak. Sampai2… blam… pintu tertutup, hanya tersisa Rin dan Donghyun.
“Ne Rin, wae? Sebentar, kau tadi memanggilku apa? Oppa?”
“Ne,kau tidak suka? Baiklah aku akan memanggilmu Donghyun seperti biasa.”
“Ani, tetap panggil aku oppa seperti tadi. Aku menyukainya.” Donghyun memamerkan gigi putihnya.
“Oppa, ini hadiah untukmu.” Rin memberikan sekotak coklat berpita pink.
“Mwo? Hanya coklat?”
“Itu juga karena 2 hari lagi hari kasih sayang, makanya aku memberimu coklat. Aku tidak mau keduluan yeoja lain.”
“Ya~ ini masih kurang. Aku mau yang lain.”
“Mwo? Apa2an kau ini?” Rin mengerucutkan bibirnya.
“Aku mau kau menjadi penagih pajak bagi siapa saja yeoja yang memandangku.” Donghyun meraih tangan Rin dan menggenggamnya.
“Apa maksudmu oppa?”
“Aish,kau ini pura2 ya? Tentu saja kau harus jadi yeojachinguku. 2 hari lagi kan hari kasih sayang. Pasti kau akan repot karena banyak fansku yang ingin memandangku dan memberi coklat padaku. Jadi, pajak akan kunaikkan, dan kau yang menjadi rentenirnya .”
“Ihhhhh, kau kepedean oppa.”
“Jadi?”
“Ne, aku mau oppa.” Rin tersenyum dan Donghyun memeluknya erat. Bahagia rasanya hati Donghyun, sangat bahagia. Hari ini usianya 23 tahun,hubungan dengan sahabat2nya makin baik, tim basketnya menang, serta mendapat yeojachingu. Bukankah sangat lengkap? 2 hari mendatang dia akan mendapat lebih banyak kasih sayang dari orang2 sekitarnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
@diluar ruang ganti…
“Ya hyung, aku tidak mengerti yang kalian bicarakan tadi” Minwoo masih nekad protes.
“Lihat saja sendiri ke dalam kalau begitu.” Jeongmin menjawab sambil membetulkan poninya dan berkaca. Hyunseong sedang memutar2 bola basket, sedangkan Jo twins asyik berjitakan (?).
“Ayo temani aku…”
“Shireo!!!” keempat hyungnya serentak menolak dan berbalik pergi.
“Ya, hyung! Kajima…aku ikuuuttt.” Minwoo berlari dan mengiikuti hyungnya.

THE END

Waaaaa mian, endingnya gaje,, saya emang author gaje kok. Kamsa ya yg udah baca FFku,meskipun ceritanya ngalor ngidul g jelas, apalagi part basket, aye kagak mudeng. Mianhaeyo, ini FF buat ultah babe. Tapi aku buatnya cepet. 2jam jadi gara2 pake laptop pinjeman T T. URI LEADER, KIM DONGHYUN, SAENGIL CHUKAHAMNIDA!!! WISH U ALL ALL ALL ALL THE BEST! Jadi leafder yang baik yg ngelindungin member lain yah… BABEH HYUN, I LOVE U FULL!!!!... Salam Bestfriend…!!!