KISS ME, MY BESTFRIEND

Kamis, 24 November 2011

FF KISS ME AND YOU’LL REMEMBER...

Title: KISS ME AND YOU’LL REMEMBER…
Author: Rina Noona
Main cast: Kevin Woo, Shin Riyoung
Other cast: Eomma
Genre: Romance
Annyeong *tebar dollar*. Author balik bawa FF alias fanfiction nih. Berhubung ini hari ulang tahun suami saya tercinta, Kevin Woo yang berdomisili (?) di U-KISS. jadi ayo kita nyanyi dulu “SAENGIL CHUKAHAMNIDA, SAENGIL CHUKAHAMNIDA, SARANGHANEUN MY KEVIN WOO, SAENGIL CHUKAHAMNIDA” *hug kiss Kevin* Semoga FF ini bisa jadi kado dan Kevin mau menerima *ngarep* dan membaca walopun gag mudeng pake google translate aja. Jangan lupa ya ucapin ulang tahun buat Kevin, wish u all the best My Handsome Hot Kevin Woo… saranghae!!! Oke langsung dibaca aja yok

Author POV –till the end-
“Saengil chukae Kevin oppa.” Yeoja kecil itu memeluk dan mencium pipi seorang namja yang usianya tak jauh berbeda dengannya, Kevin.
“Gumawo, Riyoung-ah.” Namja yang bernama Kevin itu membalas ciuman pipi yeoja kecil itu dibibirnya.
“Nappeun oppa, Riyoung masih kecil tapi oppa sudah menciumku. Oppa jahat.”
“Ih, kamu kan hanya berbeda 1 tahun denganku. Gwaenchana e.”
“Tapi oppa, first kissku cuman buat namjachinguku nanti.”
“Kalau begitu, aku mau hadiah ulang tahun darimu.”
“Apa oppa? Jangan mahal2 ya?”
“Aku mau jadi namjachingumu, Riyoung-ah.”
“Eh, oppa serius? Memangnya oppa suka denganku?”
“Aduh, kau ini ya polos sekali.” Kevin mencubit pipi Riyoung dengan gemas.
“Auw, oppa, sakit, appo~”
“Habisnya kamu polos banget Riyoung-ah, kalau aku tidak menyukaimu kenapa aku menciumu? Jadi?”
“Oh, begitu yah? Jadi…” Cup. Riyoung mencium bibir Kevin.
“Oke, sekarang kita pacaran ya?”
“Nae oppa…”
*********************************************
3 tahun kemudian…
“Korea… I’m back!”
Seorang namja turun dari pesawat dan langsung berteriak. Seketika dia berlari bersemangat sambil menggendong ranselnya. Dia melihat ponsel yang diambil dari sakunya.
“Tanggal 18 November ya? Seminggu lagi. Riyoung-ah, do you still remember me?” gumamnya. Alasannya pulang, demi seorang yeoja cinta pertamanya. Lalu dia memanggil taxi dan melaju menuju tengah kota Seoul. Sampai disebuah rumah, dia turun.
“Ah, masih sama seperti dulu. Apa anak itu masih sepolos dulu?”
Lalu dia beranjak masuk ke halaman rumah itu dan mengetuk pintunya. Harapannya, seseorang menyambutnya dengan senyum penuh kerinduan. Lalu pintu mulai terbuka, dan seorang yeoja menubruknya.
Brugh…
“Argh, appo~” yeoja itu mengelus tangannya diatas orang yang ditubruknya. Ya benar, sekarang posisinya si yeoja di atas dan si namja ditindihnya dibawah tubuh rampingnya.
“Argh, annyeong. Bisakah kau berpindah dari tubuhku?”
“Ah, mianhaeyo. Aku tidak berhati2 waktu membuka pintu dan tersandung.”
Yeoja itu mulai berdiri dan menata rambutnya yang sedikit berantakan akibat insiden tadi. Namja itupun berdiri dan mulai tersenyum2.
“Hai Riyoung-ah. Lama tidak bertemu denganmu, dan sekarang kau sudah besar dan dewasa. Yeppeo…”
“Eh, kenapa kau tahu namaku? Nuguseyo?”
Deg… pertanyaan itu begitu mengagetkan namja itu. Sejak kapan Riyoung lupa padanya. Namjachingu pertamanya, first kissnya.
“Kau, kau tidak ingat padaku Riyoung-ah? Jinjja?”
“Ah, nae. aku rasa aku baru bertemu denganmu hari ini.”
Tiba2 seorang yeoja paruh baya keluar dari rumah itu dan mendekati dua orang itu.
“Kevin? Kapan datang? Ayo masuk dulu…”
“Tapi ahjumma…”
“Sudah nanti ahjumma jelaskan. Riyoung, kajja kita masuk. Buatkan minuman dan bawakan kue untuk tamu kita.”
“Nae eomma.” Ketiga orang itu masuk rumah. Ketika ahjumma memulai pembicaraan, Riyoung datang membawa nampan berisi secangkir teh dan kue.
“Selamat menikmati Kevin-ssi.”
“Ah, Riyoung-ah kau ingat aku?”
“Mwo? Aniyo, aku tahu namamu karena tadi eomma memanggilmu Kevin.”
Seketika itu pula wajah Kevin berubah mendung. Orang yang dia rindukan selama ini ternyata sudah tidak ingat lagi padanya.
“Riyoung-ah. Kamu masuk dulu, eomma mau ngobrol2 sebentar sama Kevin.”
“Aish eomma, kenapa aku tidak diajak. Kan sepertinya  kami seumuran, siapa tahu bisa jadi teman. Ya kan Kevin-ssi?” tiba2 saja Riyoung sudah duduk disofa disamping Kevin.
“Riyoung…” si ahjumma sudah berdiri. Namun Kevin menahan tangan ahjumma itu.
“Gwaenchanayo ahjumma, mungkin dengan bercerita di depan Riyoung dia akan mengingatku.”
“Geurae, Kevin-ah. 3 tahun lalu kau pergi ke Amerika dan Riyoung tidak tahu. Akhirnya dia nekat menegjarmu ke airport. Dan… hhh dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan ingatan, meskipun sementara.”
“Jadi, Riyoung begini karena…karena aku meninggalkannya ahjumma?”
“Mungkin, tapi kami tidak menyalahkanmu Kevin-ah, ini semua takdir.”
“Tapi ahjumma, ini semua salahku. Apa yang harus kulakukan?” Kevin mulai menitikkan air mata. Dia merasa bersalah karena meninggalkan orang yang sangat disayanginya dan menyebabkan kesalahan fatal.
“Riyoung-ah, mianhaeyo.” Kevin mendekati Riyoung dan berlutut didepannya sambil memegang erat kedua tangan Riyoung. “Jeongmal mianhae.” Kevin menundukan wajahnya. Namun Riyoung hanya tersenyum.
“Kevin-ssi, bukan salahmu, seperti yang eomma bilang.”
“Tapi…” telunjuk Riyoung ditempelkan ke bibir Kevin.
“Cukup, bukan salahmu? Arasseoyo?”
“Nae.” sedetik kemudian Kevin memeluk Riyoung. Orang yang selama ini dia rindukan sudah ada didekapannya.
“Kevin-ah. Jadi kau yang berada di foto itu bersamaku?” ucap Riyoung disela pelukan Kevin. Mendengar hal itu Kevin melepaskan pelukannya dan memandan tajam Riyoung.
“Mwo? Foto?”
“Um, foto masa kecil kita. Aku memang belum bisa mengingat apapun tentangmu, tapi entah kenapa aku merasa bahagia setiap melihat foto2 kita saat bersama.”
“Geurom, kita lihat berdua. Dimana kau meletakkan foto2 itu?”
“Ada di kamar, kajja. Eomma, aku ajak Kevin melihat2 foto kami boleh?”
“Tentu saja. Kevin-ah, bantu Riyoung mengingat ya?”
“Nae ahjumma, tentu saja..”
Kemudian Kevin dan Riyoung melihat2 wajah kecil mereka. Meskipun Riyoung baru merasa mengenal Kevin, namun dia merasa nyaman di dekat Kevin. Sejak tadi dia hanya tersenyum2 melihat Kevin yang melihat foto mereka.
“Riyoung-ah, wae geurae? Ada yang salah dengan wajahku? Kenapa dari tadi tersenyum2 melihatku?”
“Aniyo, tidak ada yang salah dengan wajahmu. Hanya saja…”
“Hanya saja apa? Ppali katakan.”
“Entah darimana perasaan ini. Hanya saja aku merasa kau semakin tampan. Aneh mungkin karena aku baru mulai kenal denganmu hari ini, tapi memang perasaanku berkata seperti itu.”
“Ani, itu bukan aneh. Bukankah kita sudah kenal sejak dulu? Kau tahu, kau yeojachingu pertamaku, dan sebaliknya aku namjachingumu yang pertama. Jadi karena itu, mulai sekarang kau harus bisa ingat padaku dan semua masa lalu kita, otte?”
“Tentu saja aku akan mengingatnya, jadi mohon bantuanmu Kevin-ah.”
“Nae.”
“Oh ya, foto ini. Di baliknya ada tulisan 25 November. Apa artinya Kevin?”
“Ah, itu. Menurutmu?” Kevin menyunggingkan senyum kecil dari bibir tipisnya.
“Aish, ppali katakan. Aku benar2 ingin tahu.”
“Seminggu lagi, aku yakin kau akan tahu.” Kevin kembali mengelus pipi Riyoung lembut.
“Geurae, mulai hari ini kau harus membantuku mengingat semuanya. Waktumu hanya seminggu, kalau tidak..”
“Kalau tidak?” Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Riyoung.
“Ani, kalau tidak kau harus pulang ke Amerika sana.” Riyoung memalingkan mukanya. Terlihat oleh Kevin wajahnya yang merah karena tersipu.
“Oke, tapi jika aku bisa membantumu mengingatnya?”
“Kuturuti semua permintaanmu, otte?”
“Geurom, kita mulai sekarang.”
Kevin menarik tangan Riyoung keluar dari kamarnya. Mereka meulai semua hal2 yang mengingatkan Riyoung akan masa lalunya, mulai dari makanan, game, permainan anak2, sampai tempat2 dulu mereka bermain semua dijelajahi. Beberapa sudah bisa diingat Riyoung, tapi belum untuk ingatannya tentang Kevin. 1 hari, 2 hari, 3 hari, ingatan Riyoung tentang Kevin masih belum sempurna. Dia belum mengingat tentang first kissnya bersama Kevin.
********************************************************************
24 November
Kevin semakin ragu jika Riyoung akan bisa mengingat semua kenangan tentang dirinya. Mungkin dia harus meninggalkan Riyoung besok dan kembali ke Amerika.
“Kevin-ah!” tiba2 Riyoung berteriak di telinga Kevin. Kevin yang kaget langsung melompat dan jatuh tersungkur di lantai.
“Ya~ Riyoung-ah, kau membuatku squad jantung. Bagaimana kalau aku mati terkena serangan jantung?”
“Ani, kau masih hidup sekarang. Wek.” Riyoung menjulurkan lidahnya kearah Kevin.
“Aish awas kau ya…” Kevin berdiri dan berusaha menangkap Riyoung yang kini berlari di depannya.
“Aaaaa, eomma….Kevin jahat, mau memakanku…”
“Mwo? Apa kau bilang? Memakanmu? Sini kau, aku benar2 akan memakanmu.”
3 putaran mengelilingi taman depan rumah Riyoung membuat mereka terengah2, sampai akhirnya Kevin berhasil meraih tangannya dan meraih Riyoung didekapannya.
“Kutangkap kau eoh.”
“Aish, Kevin lepaskan.”
“Shireo! Kau kan tadi yang bilang aku akan memakanmu? Bagaimana kalau aku benar2 memakanmu.”
“Andwae, mian… kan aku hanya bercanda.”
“Shireo, siapa suruh kau bilang bilang begitu eoh?” Kevin mulai mnedekatkan bibirnya ke leher Riyoung. Membuka mulutnya. Semakin dekat, sambil memandang wajah panic Riyoung.
“Kevin, geumanae. Lepaskan. Bukankah aku sudah minta maaf?”
Kevin tidak menggubrisnya. Dia semakin mendekatkan bibirnya, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Riyoung memejamkan matanya ketakutan. dan…
“Ahahahahahaha, Riyoung. Wajahmu, panic sekali.” Kevin tiba2 tertawa dan meregangkan pelukannya. Dia puas menjahili Riyoung.
“Ya~ Kevin, kau membuatku takut. Aish kau ini.” Riyoujng memukul Kevin pelan.
“Ya~ habisnya kau tidak berubah. Dari dulu dijahili tidak bisa apa2, hahahaha. Mian Riyoung-ah.”
“Aish kau ini.”
“Kajja ikut aku, mungkin ini tempat terakhir yang bisa membuatmu ingat padaku.” Kevin menggandeng tangan Riyoung ke luar pagar rumahnya. Berjalan menuju sebuah taman yang sepi. Disitu ada sebuah bangku kecil.
“Eh, taman ini. Kenapa kau mengajakku ke sini Kevin-ah?”
“Disini, tempat kita terakhir ketemu sebelum akhirnya aku pergi ke Amerika. Di sini pula aku memintamu menjadi yeojachinguku. Di sini pula kita…”
“Nae, kita? Lalu? Ayo teruskan Kevin. Supaya ingatanku cepat kembali.”
Kevin mendudukkan Riyoung di bangku itu, lalu dia berdiri dan membungkuk didepan Riyoung. Sekarang wajahnya sejajar dengan Riyoung.
“Kau mau tahu apa yang sudah terjadi di sini?” wajah Kevin berubah serius. Dia merasa anatara yakin dan tidak dengan apa yang dilakukannya.
“Tentu, beri tahu aku Kevin-ah.”
“Baiklah kalau begitu.” Tangannya memegang kedua pipi Riyoung, wajahnya didekatkan ke wajah yeoja yang sangat disayanginya itu. Sedetik kemudian, bibirnya telah menyentu bibir Riyoung. Ya ini yang kedua kalinya. 1 menit, 2 menit, 3 menit. Mereka berdua masih memjamkan mata, menikmati keheningan. Sampai akhirnya Kevin melepaskan ciumannya.
“Mian, Riyoung. Aku tidak bermaksud apa2, hanya saja…”
“Tidak perlu minta maaf, aku tahu kau berusaha membuatku ingat Kevin. Aku memakluminya.”
“Jadi? Apa kau sudah ingat. Kita melakukan hal itu pertama kali disini. 3 tahun lalu, dan sekarang untuk yang kedua kalinya.”
“Ummmm, mian, tapi aku…”
“Arasseo, mungkin sebaiknya kau memang harus benar2 melupakanku. Lupakan juga kejadian tadi. Mian Riyoung-ah.”
Kevin berbalik dan pergi meninggalkan Riyoung sendirian di taman itu. Dia merasa gagal membuat orang yang dicintainya mengingat dirinya.
“Kevin-ah, kajima. Kevin-ah, cakkaman… Kevin Woo!!! Aish kenapa dia meninggalkanku sendiri, awas saja. Kuberi pelajaran di besok. Dasar, nappeun oppa.”
*******************************************************************
25 November
Seorang namja berdiri disebuah bangku taman kecil.
“Selamat tinggal. Riyoung, dan semuanya. Aku memang tidak pantas disisimu. Aku bukan namjachingu yang baik untukmu. Membuatmu ingat pada diriku saja tidak bisa kulakukan.”
Kevin berdiri dan melihat ponselnya, 25  November pukul 11.00. 3 tahun lalu di waktu dan tempat yang sama. Tapi semua itu harus dilupakan sekarang.
“Oke, say goodbye to Korea.”
Kevin mulai berjalan meninggalkan bangku kecil itu. Sebuah taxi menunggunya di pojok taman. Namun terdengar samar2 suara seorang yeoja memanggilnya dan mendekat.
“Kevin-ah, ya~ Kevin Woo. Kevin!!! Kajima.”
Dia berbalik dan melihat yeoja yang berlari menghampirinya. Riyoung. Dia melihat yeoja itu membawa sebuah barang terbungkus kertas warna warni.
“Ya~ nappeun namja. Jadi setelah dulu kau meninggalkanku begitu saja, sekarang kau mau mengulanginya? Dasar, namjachingu seperti apa kau ini eoh? Kevin Woo, kajimaaaaaa….” Riyoung berteriak di depan Kevin.
“Mwo? Bukankah aku harus menuruti perjanjian itu?”
“Perjanjian apa bodoh? Kau malah mau mengingkarinya.”
“Aish, aku tidak mengerti maumu.” Pletak… tiba2 saja Riyoung memukul kepala Kevin.
“Ya~ Shin Riyoung, appo. Sejak kapan kau jadi kasar begini?”
“Sejak kau meninggalkanku, Kevin. aish kau ini bodoh atau pura2 polos sih? Dulu kau bilang aku terlalu polos sekarang kau sendiri…?”
“Mwo? Polos? Kau.. kau..”
“Nae, aku ingat semuanya. Aku mengingatmu Kevin oppa, namjachingu pertamaku, first kissku.”
“Jinjja? Kau sudah mengingatku? Sejak kapan?”
“Sejak kemarin bodoh. Kau tahu, ciuman kedua itu membuatku ingat. Ah bukan, itu yang ketiga, 3 tahun lalu kita sudah melakukannya 2 kali.”
“Ah, bahkan kau ingat semua itu? Ah, Riyoung-ah. Kau tahu, aku bahagia kau sudah mengingatku lagi.” Kevin meraih Riyoung ke dalam pelukannya. Keduanya saling melepas rindu.
“Saranghae Riyoung-ah, jeongmal saranghae…”
“Nado saranghae oppa.”
“Jadi sekarang kau ingat hari ini, Riyoung-ah?”
“Nae, saengil chukae Kevin oppa. Saranghae.” Riyoung memberikan bungkusan yang dipegangnya pada Kevin, dan dibuka. Ternyata foto mereka berdua saat ulang tahun Kevin 3 tahun lalu.
“Ah, gumawo. Kau tahu, hari ini aku menerima hadiah terbesar bagiku. Kau bisa mengingatku. Hal itu benar2.. ah membuatku bahagia Riyoung-ah. Saranghanda…”
“Nae oppa, mian aku sempat melupakanmu, tapi aku janji itu tidak akan terjadi lagi asal kau selalu disisiku.”
“Aku akan selalu disisimu mulai saat ini. Aku tidak akan membiarkan kau melupakanku lagi. jadi perjanjian kita berlaku, kau harus menurutiku sekarang.”
“Ya~ oppa. Jangan aneh2 ya permintaanmu.”
“Ani, ini tidak aneh kok. Jadi maukah kau…”
“Apa?”
“Jadi yeojachinguku?”
“Bukankah sudah dari dulu oppa?”
“Mulai saat ini dan seterusnya?”
“Tentu oppa…” Riyoung tersenyum kecil, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Kevin. Dan sesaat kemudian bibirnya menyentuh bibir Kevin.
“Saengil chukae oppa, saranghae.” Ucap Riyoung di sela2 ciumannya.
“Nado saranghae Riyoungie. Gumawo~” mereka berdua lalu berpelukan.
“Eh, Kevin oppa. Bukankah kau mau pergi ke Amerika?”
“Ani, aku akan tetap disini.”
“Tapi bukankah kau tadi memanggil taxi?”
“Oh iya, aku lupa. Eh tapi ke mana taxi tadi? Bukankah ada di pojok taman?”
“Hahaha, mungkin si sopir tidak sabar menunggumu.”
“Baguslah. Jadi aku bisa terus bersamamu disini.”
Hahahaha…
Kedua anak manusia itu tertawa bahagia. Mereka yakin, semua kejadian selama ini akan menjadi cerita tersendiri.

END
uwuwuwu~ finnaly, can finished this project then posted it...
okeeee,,,once again, say it,,, SAENGIL CHUKAE KEVIN WOO!!!
SARANGHAE, JEONGMAL SARANGHAE...!!
for readers,,, thank u so much,,get a lot of proud when u leave ur like or comment
nado saranghae~~~

생일 축하 해요 우성현!!!
사랑해
생일 축하 해요 우성현!!!
사랑해

1 komentar:

  1. mian.. telat bacanya! baguss bangett itu ff, sumpaahh.. terharuu TT^TT kevinn...

    BalasHapus