Title: KISS ME AND YOU’LL REMEMBER…
Author: Rina Noona
Main cast: Kevin Woo, Shin Riyoung
Other cast: Eomma
Genre: Romance
Annyeong *tebar dollar*. Author balik bawa
FF alias fanfiction nih. Berhubung ini hari ulang tahun suami saya tercinta,
Kevin Woo yang berdomisili (?) di U-KISS. jadi ayo kita nyanyi dulu “SAENGIL
CHUKAHAMNIDA, SAENGIL CHUKAHAMNIDA, SARANGHANEUN MY KEVIN WOO, SAENGIL
CHUKAHAMNIDA” *hug kiss Kevin* Semoga FF ini bisa jadi kado dan Kevin mau
menerima *ngarep* dan membaca walopun gag mudeng pake google translate aja.
Jangan lupa ya ucapin ulang tahun buat Kevin, wish u all the best My Handsome
Hot Kevin Woo… saranghae!!! Oke langsung dibaca aja yok
Author POV –till the end-
“Saengil chukae Kevin oppa.” Yeoja kecil itu memeluk dan mencium pipi seorang
namja yang usianya tak jauh berbeda dengannya, Kevin.
“Gumawo, Riyoung-ah.” Namja yang bernama Kevin itu membalas ciuman pipi
yeoja kecil itu dibibirnya.
“Nappeun oppa, Riyoung masih kecil tapi oppa sudah menciumku. Oppa
jahat.”
“Ih, kamu kan hanya berbeda 1 tahun denganku. Gwaenchana e.”
“Tapi oppa, first kissku cuman buat namjachinguku nanti.”
“Kalau begitu, aku mau hadiah ulang tahun darimu.”
“Apa oppa? Jangan mahal2 ya?”
“Aku mau jadi namjachingumu, Riyoung-ah.”
“Eh, oppa serius? Memangnya oppa suka denganku?”
“Aduh, kau ini ya polos sekali.” Kevin mencubit pipi Riyoung dengan
gemas.
“Auw, oppa, sakit, appo~”
“Habisnya kamu polos banget Riyoung-ah, kalau aku tidak menyukaimu
kenapa aku menciumu? Jadi?”
“Oh, begitu yah? Jadi…” Cup. Riyoung mencium bibir Kevin.
“Oke, sekarang kita pacaran ya?”
“Nae oppa…”
*********************************************
*********************************************
3 tahun kemudian…
“Korea… I’m back!”
Seorang namja turun dari pesawat
dan langsung berteriak. Seketika dia berlari bersemangat sambil menggendong
ranselnya. Dia melihat ponsel yang diambil dari sakunya.
“Tanggal 18 November ya? Seminggu
lagi. Riyoung-ah, do you still remember me?” gumamnya. Alasannya pulang, demi
seorang yeoja cinta pertamanya. Lalu dia memanggil taxi dan melaju menuju
tengah kota Seoul. Sampai disebuah rumah, dia turun.
“Ah, masih sama seperti dulu. Apa
anak itu masih sepolos dulu?”
Lalu dia beranjak masuk ke
halaman rumah itu dan mengetuk pintunya. Harapannya, seseorang menyambutnya
dengan senyum penuh kerinduan. Lalu pintu mulai terbuka, dan seorang yeoja
menubruknya.
Brugh…
“Argh, appo~” yeoja itu mengelus
tangannya diatas orang yang ditubruknya. Ya benar, sekarang posisinya si yeoja
di atas dan si namja ditindihnya dibawah tubuh rampingnya.
“Argh, annyeong. Bisakah kau
berpindah dari tubuhku?”
“Ah, mianhaeyo. Aku tidak berhati2
waktu membuka pintu dan tersandung.”
Yeoja itu mulai berdiri dan
menata rambutnya yang sedikit berantakan akibat insiden tadi. Namja itupun
berdiri dan mulai tersenyum2.
“Hai Riyoung-ah. Lama tidak
bertemu denganmu, dan sekarang kau sudah besar dan dewasa. Yeppeo…”
“Eh, kenapa kau tahu namaku?
Nuguseyo?”
Deg… pertanyaan itu begitu
mengagetkan namja itu. Sejak kapan Riyoung lupa padanya. Namjachingu
pertamanya, first kissnya.
“Kau, kau tidak ingat padaku
Riyoung-ah? Jinjja?”
“Ah, nae. aku rasa aku baru
bertemu denganmu hari ini.”
Tiba2 seorang yeoja paruh baya
keluar dari rumah itu dan mendekati dua orang itu.
“Kevin? Kapan datang? Ayo masuk
dulu…”
“Tapi ahjumma…”
“Sudah nanti ahjumma jelaskan.
Riyoung, kajja kita masuk. Buatkan minuman dan bawakan kue untuk tamu kita.”
“Nae eomma.” Ketiga orang itu
masuk rumah. Ketika ahjumma memulai pembicaraan, Riyoung datang membawa nampan
berisi secangkir teh dan kue.
“Selamat menikmati Kevin-ssi.”
“Ah, Riyoung-ah kau ingat aku?”
“Mwo? Aniyo, aku tahu namamu
karena tadi eomma memanggilmu Kevin.”
Seketika itu pula wajah Kevin
berubah mendung. Orang yang dia rindukan selama ini ternyata sudah tidak ingat
lagi padanya.
“Riyoung-ah. Kamu masuk dulu,
eomma mau ngobrol2 sebentar sama Kevin.”
“Aish eomma, kenapa aku tidak diajak.
Kan sepertinya kami seumuran, siapa tahu
bisa jadi teman. Ya kan Kevin-ssi?” tiba2 saja Riyoung sudah duduk disofa
disamping Kevin.
“Riyoung…” si ahjumma sudah
berdiri. Namun Kevin menahan tangan ahjumma itu.
“Gwaenchanayo ahjumma, mungkin
dengan bercerita di depan Riyoung dia akan mengingatku.”
“Geurae, Kevin-ah. 3 tahun lalu
kau pergi ke Amerika dan Riyoung tidak tahu. Akhirnya dia nekat menegjarmu ke
airport. Dan… hhh dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan
ingatan, meskipun sementara.”
“Jadi, Riyoung begini
karena…karena aku meninggalkannya ahjumma?”
“Mungkin, tapi kami tidak
menyalahkanmu Kevin-ah, ini semua takdir.”
“Tapi ahjumma, ini semua salahku.
Apa yang harus kulakukan?” Kevin mulai menitikkan air mata. Dia merasa bersalah
karena meninggalkan orang yang sangat disayanginya dan menyebabkan kesalahan
fatal.
“Riyoung-ah, mianhaeyo.” Kevin
mendekati Riyoung dan berlutut didepannya sambil memegang erat kedua tangan
Riyoung. “Jeongmal mianhae.” Kevin menundukan wajahnya. Namun Riyoung hanya
tersenyum.
“Kevin-ssi, bukan salahmu,
seperti yang eomma bilang.”
“Tapi…” telunjuk Riyoung
ditempelkan ke bibir Kevin.
“Cukup, bukan salahmu?
Arasseoyo?”
“Nae.” sedetik kemudian Kevin
memeluk Riyoung. Orang yang selama ini dia rindukan sudah ada didekapannya.
“Kevin-ah. Jadi kau yang berada
di foto itu bersamaku?” ucap Riyoung disela pelukan Kevin. Mendengar hal itu
Kevin melepaskan pelukannya dan memandan tajam Riyoung.
“Mwo? Foto?”
“Um, foto masa kecil kita. Aku
memang belum bisa mengingat apapun tentangmu, tapi entah kenapa aku merasa
bahagia setiap melihat foto2 kita saat bersama.”
“Geurom, kita lihat berdua.
Dimana kau meletakkan foto2 itu?”
“Ada di kamar, kajja. Eomma, aku
ajak Kevin melihat2 foto kami boleh?”
“Tentu saja. Kevin-ah, bantu
Riyoung mengingat ya?”
“Nae ahjumma, tentu saja..”
Kemudian Kevin dan Riyoung
melihat2 wajah kecil mereka. Meskipun Riyoung baru merasa mengenal Kevin, namun
dia merasa nyaman di dekat Kevin. Sejak tadi dia hanya tersenyum2 melihat Kevin
yang melihat foto mereka.
“Riyoung-ah, wae geurae? Ada yang
salah dengan wajahku? Kenapa dari tadi tersenyum2 melihatku?”
“Aniyo, tidak ada yang salah
dengan wajahmu. Hanya saja…”
“Hanya saja apa? Ppali katakan.”
“Entah darimana perasaan ini. Hanya
saja aku merasa kau semakin tampan. Aneh mungkin karena aku baru mulai kenal
denganmu hari ini, tapi memang perasaanku berkata seperti itu.”
“Ani, itu bukan aneh. Bukankah
kita sudah kenal sejak dulu? Kau tahu, kau yeojachingu pertamaku, dan
sebaliknya aku namjachingumu yang pertama. Jadi karena itu, mulai sekarang kau
harus bisa ingat padaku dan semua masa lalu kita, otte?”
“Tentu saja aku akan
mengingatnya, jadi mohon bantuanmu Kevin-ah.”
“Nae.”
“Oh ya, foto ini. Di baliknya ada
tulisan 25 November. Apa artinya Kevin?”
“Ah, itu. Menurutmu?” Kevin
menyunggingkan senyum kecil dari bibir tipisnya.
“Aish, ppali katakan. Aku benar2
ingin tahu.”
“Seminggu
lagi, aku yakin kau akan tahu.” Kevin kembali mengelus pipi Riyoung lembut.
“Geurae,
mulai hari ini kau harus membantuku mengingat semuanya. Waktumu hanya seminggu,
kalau tidak..”
“Kalau
tidak?” Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Riyoung.
“Ani,
kalau tidak kau harus pulang ke Amerika sana.” Riyoung memalingkan mukanya.
Terlihat oleh Kevin wajahnya yang merah karena tersipu.
“Oke,
tapi jika aku bisa membantumu mengingatnya?”
“Kuturuti
semua permintaanmu, otte?”
“Geurom,
kita mulai sekarang.”
Kevin
menarik tangan Riyoung keluar dari kamarnya. Mereka meulai semua hal2 yang
mengingatkan Riyoung akan masa lalunya, mulai dari makanan, game, permainan
anak2, sampai tempat2 dulu mereka bermain semua dijelajahi. Beberapa sudah bisa
diingat Riyoung, tapi belum untuk ingatannya tentang Kevin. 1 hari, 2 hari, 3
hari, ingatan Riyoung tentang Kevin masih belum sempurna. Dia belum mengingat
tentang first kissnya bersama Kevin.
********************************************************************
********************************************************************
24 November
Kevin semakin ragu jika Riyoung
akan bisa mengingat semua kenangan tentang dirinya. Mungkin dia harus
meninggalkan Riyoung besok dan kembali ke Amerika.
“Kevin-ah!” tiba2 Riyoung
berteriak di telinga Kevin. Kevin yang kaget langsung melompat dan jatuh
tersungkur di lantai.
“Ya~ Riyoung-ah, kau membuatku
squad jantung. Bagaimana kalau aku mati terkena serangan jantung?”
“Ani, kau masih hidup sekarang.
Wek.” Riyoung menjulurkan lidahnya kearah Kevin.
“Aish awas kau ya…” Kevin berdiri
dan berusaha menangkap Riyoung yang kini berlari di depannya.
“Aaaaa, eomma….Kevin jahat, mau
memakanku…”
“Mwo? Apa kau bilang? Memakanmu?
Sini kau, aku benar2 akan memakanmu.”
3 putaran mengelilingi taman
depan rumah Riyoung membuat mereka terengah2, sampai akhirnya Kevin berhasil
meraih tangannya dan meraih Riyoung didekapannya.
“Kutangkap kau eoh.”
“Aish, Kevin lepaskan.”
“Shireo! Kau kan tadi yang bilang
aku akan memakanmu? Bagaimana kalau aku benar2 memakanmu.”
“Andwae, mian… kan aku hanya
bercanda.”
“Shireo, siapa suruh kau bilang
bilang begitu eoh?” Kevin mulai mnedekatkan bibirnya ke leher Riyoung. Membuka
mulutnya. Semakin dekat, sambil memandang wajah panic Riyoung.
“Kevin, geumanae. Lepaskan.
Bukankah aku sudah minta maaf?”
Kevin tidak menggubrisnya. Dia
semakin mendekatkan bibirnya, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Riyoung memejamkan matanya
ketakutan. dan…
“Ahahahahahaha, Riyoung. Wajahmu,
panic sekali.” Kevin tiba2 tertawa dan meregangkan pelukannya. Dia puas
menjahili Riyoung.
“Ya~ Kevin, kau membuatku takut.
Aish kau ini.” Riyoujng memukul Kevin pelan.
“Ya~ habisnya kau tidak berubah.
Dari dulu dijahili tidak bisa apa2, hahahaha. Mian Riyoung-ah.”
“Aish kau ini.”
“Kajja ikut aku, mungkin ini
tempat terakhir yang bisa membuatmu ingat padaku.” Kevin menggandeng tangan
Riyoung ke luar pagar rumahnya. Berjalan menuju sebuah taman yang sepi. Disitu
ada sebuah bangku kecil.
“Eh, taman ini. Kenapa kau
mengajakku ke sini Kevin-ah?”
“Disini, tempat kita terakhir
ketemu sebelum akhirnya aku pergi ke Amerika. Di sini pula aku memintamu
menjadi yeojachinguku. Di sini pula kita…”
“Nae, kita? Lalu? Ayo teruskan
Kevin. Supaya ingatanku cepat kembali.”
Kevin mendudukkan Riyoung di
bangku itu, lalu dia berdiri dan membungkuk didepan Riyoung. Sekarang wajahnya
sejajar dengan Riyoung.
“Kau mau tahu apa yang sudah
terjadi di sini?” wajah Kevin berubah serius. Dia merasa anatara yakin dan
tidak dengan apa yang dilakukannya.
“Tentu, beri tahu aku Kevin-ah.”
“Baiklah kalau begitu.” Tangannya
memegang kedua pipi Riyoung, wajahnya didekatkan ke wajah yeoja yang sangat
disayanginya itu. Sedetik kemudian, bibirnya telah menyentu bibir Riyoung. Ya
ini yang kedua kalinya. 1 menit, 2 menit, 3 menit. Mereka berdua masih
memjamkan mata, menikmati keheningan. Sampai akhirnya Kevin melepaskan
ciumannya.
“Mian, Riyoung. Aku tidak
bermaksud apa2, hanya saja…”
“Tidak perlu minta maaf, aku tahu
kau berusaha membuatku ingat Kevin. Aku memakluminya.”
“Jadi? Apa kau sudah ingat. Kita
melakukan hal itu pertama kali disini. 3 tahun lalu, dan sekarang untuk yang
kedua kalinya.”
“Ummmm, mian, tapi aku…”
“Arasseo, mungkin sebaiknya kau memang
harus benar2 melupakanku. Lupakan juga kejadian tadi. Mian Riyoung-ah.”
Kevin berbalik dan pergi
meninggalkan Riyoung sendirian di taman itu. Dia merasa gagal membuat orang
yang dicintainya mengingat dirinya.
“Kevin-ah,
kajima. Kevin-ah, cakkaman… Kevin Woo!!! Aish kenapa dia meninggalkanku
sendiri, awas saja. Kuberi pelajaran di besok. Dasar, nappeun oppa.”
*******************************************************************
*******************************************************************
25 November
Seorang namja berdiri disebuah
bangku taman kecil.
“Selamat tinggal. Riyoung, dan
semuanya. Aku memang tidak pantas disisimu. Aku bukan namjachingu yang baik
untukmu. Membuatmu ingat pada diriku saja tidak bisa kulakukan.”
Kevin berdiri dan melihat
ponselnya, 25 November pukul 11.00. 3
tahun lalu di waktu dan tempat yang sama. Tapi semua itu harus dilupakan
sekarang.
“Oke, say goodbye to Korea.”
Kevin mulai berjalan meninggalkan
bangku kecil itu. Sebuah taxi menunggunya di pojok taman. Namun terdengar
samar2 suara seorang yeoja memanggilnya dan mendekat.
“Kevin-ah, ya~ Kevin Woo.
Kevin!!! Kajima.”
Dia berbalik dan melihat yeoja
yang berlari menghampirinya. Riyoung. Dia melihat yeoja itu membawa sebuah
barang terbungkus kertas warna warni.
“Ya~ nappeun namja. Jadi setelah
dulu kau meninggalkanku begitu saja, sekarang kau mau mengulanginya? Dasar,
namjachingu seperti apa kau ini eoh? Kevin Woo, kajimaaaaaa….” Riyoung
berteriak di depan Kevin.
“Mwo? Bukankah aku harus menuruti
perjanjian itu?”
“Perjanjian apa bodoh? Kau malah
mau mengingkarinya.”
“Aish, aku tidak mengerti maumu.”
Pletak… tiba2 saja Riyoung memukul kepala Kevin.
“Ya~ Shin Riyoung, appo. Sejak
kapan kau jadi kasar begini?”
“Sejak kau meninggalkanku, Kevin.
aish kau ini bodoh atau pura2 polos sih? Dulu kau bilang aku terlalu polos
sekarang kau sendiri…?”
“Mwo? Polos? Kau.. kau..”
“Nae, aku ingat semuanya. Aku
mengingatmu Kevin oppa, namjachingu pertamaku, first kissku.”
“Jinjja? Kau sudah mengingatku?
Sejak kapan?”
“Sejak kemarin bodoh. Kau tahu,
ciuman kedua itu membuatku ingat. Ah bukan, itu yang ketiga, 3 tahun lalu kita
sudah melakukannya 2 kali.”
“Ah, bahkan kau ingat semua itu?
Ah, Riyoung-ah. Kau tahu, aku bahagia kau sudah mengingatku lagi.” Kevin meraih
Riyoung ke dalam pelukannya. Keduanya saling melepas rindu.
“Saranghae Riyoung-ah, jeongmal
saranghae…”
“Nado saranghae oppa.”
“Jadi sekarang kau ingat hari
ini, Riyoung-ah?”
“Nae, saengil chukae Kevin oppa.
Saranghae.” Riyoung memberikan bungkusan yang dipegangnya pada Kevin, dan
dibuka. Ternyata foto mereka berdua saat ulang tahun Kevin 3 tahun lalu.
“Ah, gumawo. Kau tahu, hari ini
aku menerima hadiah terbesar bagiku. Kau bisa mengingatku. Hal itu benar2.. ah
membuatku bahagia Riyoung-ah. Saranghanda…”
“Nae oppa, mian aku sempat
melupakanmu, tapi aku janji itu tidak akan terjadi lagi asal kau selalu disisiku.”
“Aku akan selalu disisimu mulai
saat ini. Aku tidak akan membiarkan kau melupakanku lagi. jadi perjanjian kita
berlaku, kau harus menurutiku sekarang.”
“Ya~ oppa. Jangan aneh2 ya
permintaanmu.”
“Ani, ini tidak aneh kok. Jadi
maukah kau…”
“Apa?”
“Jadi yeojachinguku?”
“Bukankah sudah dari dulu oppa?”
“Mulai saat ini dan seterusnya?”
“Tentu oppa…” Riyoung tersenyum
kecil, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Kevin. Dan sesaat kemudian bibirnya
menyentuh bibir Kevin.
“Saengil chukae oppa, saranghae.”
Ucap Riyoung di sela2 ciumannya.
“Nado saranghae Riyoungie.
Gumawo~” mereka berdua lalu berpelukan.
“Eh, Kevin oppa. Bukankah kau mau
pergi ke Amerika?”
“Ani, aku akan tetap disini.”
“Tapi bukankah kau tadi memanggil
taxi?”
“Oh iya, aku lupa. Eh tapi ke
mana taxi tadi? Bukankah ada di pojok taman?”
“Hahaha, mungkin si sopir tidak
sabar menunggumu.”
“Baguslah. Jadi aku bisa terus bersamamu
disini.”
Hahahaha…
Kedua anak manusia itu tertawa
bahagia. Mereka yakin, semua kejadian selama ini akan menjadi cerita
tersendiri.
END
uwuwuwu~ finnaly, can finished this project then posted it...
okeeee,,,once again, say it,,, SAENGIL CHUKAE KEVIN WOO!!!
SARANGHAE, JEONGMAL SARANGHAE...!!
for readers,,, thank u so much,,get a lot of proud when u leave ur like or comment
nado saranghae~~~
생일 축하 해요 우성현!!!
사랑해
uwuwuwu~ finnaly, can finished this project then posted it...
okeeee,,,once again, say it,,, SAENGIL CHUKAE KEVIN WOO!!!
SARANGHAE, JEONGMAL SARANGHAE...!!
for readers,,, thank u so much,,get a lot of proud when u leave ur like or comment
nado saranghae~~~
생일 축하 해요 우성현!!!
사랑해
mian.. telat bacanya! baguss bangett itu ff, sumpaahh.. terharuu TT^TT kevinn...
BalasHapus